26 C
Sidoarjo
Friday, January 24, 2025
spot_img

Tanaman Padi di Kesamben Jombang Terendam Makin Meluas

Tanaman Padi yang terendam banjir di Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jumat (24/01). foto: arif yulianto/bhirawa.

Jombang, Bhirawa.
Tanaman Padi yang terendam air di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang makin meluas. Seperti terlihat di Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jumat sore (24/01).

Di lokasi, jika dibandingkan pada Kamis (23/01), luasan sawah dengan kondisi sudah ditanami Padi makin bertambah, di lokasi sebelah utara fly over tol.

Kemudian jika sehari sebelumnya di sebelah selatan Dusun Ngemplak, Desa Podoroto, di jalur yang sama belum terlihat sawah yang kebanjiran, kini tanaman Padi sudah ada yang terendam, meski tak seluas di Kedungmlati. Terlebih lagi, selama dua hari terakhir, hujan mengguyur desa itu.

Sementara kondisi ketinggian air sungai di sebelah utara sawah yang kebanjiran di Kedungmlati, hanya sekitar satu meter di bawah tembok batas atas. Terdapat dam dengan pintu-pintunya di tempat tersebut.

Diberitakan sebelumnya pada Kamis (23/01) tanaman Padi di beberapa titik di Kabupaten Jombang terendam air. Yakni di Dusun Kandangan, Desa Carangrejo dan Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang. Luasnya, puluhan hektar.

Petani bahkan harus melakukan penanaman Padi hingga tiga kali akibat banjir.

“Ini sudah 3 kali tanam. Tanam pertama banjir bulan 12 (Desember 2024), tanam kedua bulan 1 (Januari 2025), tanam ketiga tanggal 20 ini,” tutur petani Kedungmlati, Hari Purnomo saat itu.

Berita Terkait :  EVP 2024: Jatim Jadi Sorotan 36 Negara, Tiga Perempuan Bertarung di Pilgub

Dia menjelaskan, untuk satu kali tanam Padi saja di luasan 100 bata, dia menghabiskan biaya penanaman sebesar Rp. 270 ribu. Kemudian ongkos mencabut bibit sebesar Rp. 150 ribu.

“Belum benihnya. Kalau yang tanam awal benih sendiri. Tapi yang kedua dan ketiga, ya beli. Satu bentil (pocong) harganya 5 ribu, 100 bata butuh 90 bentil,” tutur dia lagi.

Menurut dia, air yang merendam tanaman Padinya berasal dari sungai di sebelah utara. Dia menyesalkan karena kejadian ini terjadi berkali-kali.

“Terus katanya mau dikeruk. Sampai sekarang ‘nggak’ ada tanggapan,” ucap dia.

Hari Purnomo berharap agar sungai penyebab banjir itu segera dinormalisasi.

Kemudian, pihak legislatif di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang memberikan perlindungan kepada petani korban banjir dan juga meminta dilakukan ‘maping’ terhadap penyebab banjir dan penanganannya.

Sementara, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang menyatakan, untuk sawah yang telah ditanami Padi kemudian karena banjir kemudian mati, terdapat stimulan benih Padi 25 Kilogram per hektar.

Instansi Pemkab Jombang yang membidangi sektor pertanian itu juga memberikan informasi jika hingga saat ini masih ada program asuransi pertanian. Selain itu dinyatakan, Dana Desa (DD) juga dapat digunakan untuk mendukung program ketahanan pangan.(rif.hel)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru