27 C
Sidoarjo
Friday, December 12, 2025
spot_img

Sulap Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi Ramah Lingkungan


Inovasi Kreatif Mahasiswa KKN Untag Surabaya
Mojokerto, Bhirawa
Minyak jelantah selama ini identik dengan limbah dapur yang dimana sering kali dianggap tak berguna dan berakhir mencemari terhadap lingkungan. Tidak sedikitpun masyarakat yang langsung membuang minyak bekas ke saluran air, menyebabkan penyumbatan pipa dan mencemari ekosistem sungai. Padahal, minyak jelantah ternyata masih memiliki potensi yang besar jika diolah dengan cara yang tepat. Salah satunya adalah dengan menjadikannya bahan dasar pembuatan lilin aromaterapi.

Inovasi kreatif ini diperkenalkan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok R36 Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya. Melalui kegiatan pemberdayaan Masyarakat Di Dusun Kemendung, Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Mereka mengenalkan cara sederhana namun berdampak besar dalam mengolah limbah rumah tangga menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dan ramah lingkungan.

Lilin aromaterapi dari minyak jelantah tidak hanya bermanfaat mengurangi limbah, tetapi juga membuka peluang usaha baru di kalangan ibu rumah tangga maupun pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Proses pembuatannya pun cukup mudah dan bisa dilakukan di rumah. Minyak jelantah terlebih dahulu disaring menggunakan alat saring untuk memisahkan sisa makanan dan mendiamkannya sebentar untuk membiarkan sisa makanan yang tidak tersaring mengendap. Setelah itu, minyak dipanaskan dengan api kecil dan dicampur palm wax. Setelah minyak jelantah dan palm wax tercampur, campuran tersebut dituang kedalam pot atau tempat untuk lilinnya nanti. Kemudian, diberi tambahan pewangi aromaterapi seperti minyak kayu putih dan pewarna alami sesuai selera. Terakhir, tambahkan tali sumbu dan tunggu sampai mengeras.

Berita Terkait :  70% Praktek, Untag Buka Prodi Teknologi Rekayasa Manufaktur

Lebih dari sekadar menghasilkan aroma yang menenangkan, pembuatan lilin aromaterapi ini juga menjadi wujud nyata penerapan prinsip daur ulang limbah (recycle) dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya tidak hanya menekan jumlah limbah rumah tangga yang mencemari lingkungan, tapi juga membangun kesadaran kolektif masyarakat bahwa limbah bisa diolah menjadi produk yang memiliki manfaat dan nilai jual.

Produk lilin aromaterapi dari minyak jelantah ini berpotensi menjadi souvenir unik yang ramah lingkungan. Dengan kemasan menarik dan harga yang terjangkau, produk ini bisa dipasarkan melalui system titip jual di café-café yang ada di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Selain itu, melalui pelatihan-pelatihan sederhana, masyarakat diharapkan mampu memproduksi lilin secara mandiri dan berkelanjutan.

“Kami ingin menunjukkan bahwa solusi lingkungan itu tidak harus rumit. Lewat ide sederhana seperti ini, masyarakat bisa ikut berkontribusi mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga,” ujar salah satu anggota tim KKN UNTAG R36.

Program ini diharapkan bisa terus dikembangkan ke depannya, tidak hanya terbatas pada lilin aromaterapi tetapi juga pada berbagai produk daur ulang lainnya. Dengan pendekatan edukatif dan partisipatif, pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi dapat menjadi contoh praktik baik dalam membangun budaya ramah lingkungan dan kreatif di tengah masyarakat.

Melalui kegiatan ini, UNTAG Surabaya menegaskan perannya sebagai kampus yang tidak hanya fokus pada pendidikan akademis, tetapi juga pada pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan solusi nyata terhadap permasalahan lingkungan yang dihadapi sehari-hari. [why]

Berita Terkait :  Bupati Tulungagung Buat Surat Edaran Larangan Purnawiyata di Luar Sekolah

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru