Surabaya, Ponorogo
Sebuah kolaborasi inovatif antara dunia akademis dan masyarakat telah berhasil meningkatkan kapasitas produksi dan kesejahteraan masyarakat di Desa Plunturan. Melalui program pengabdian masyarakat yang didanai oleh DRTPM Kemendikbudristek tahun 2024, tiga dosen dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, YB Agung Prasaja IGN Anom Maruta, dan I Made Kastiawan, berhasil menggandeng produsen kerupuk singkong wijen ‘Sri Rejeki’, kelompok wanita tani ‘Karya Pratiwi’, dan paguyuban UMKM ‘Mugi Berkah Lestari’.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, YB Agung Prasaja menjelaskan, program ini fokus pada peningkatan kapasitas produksi kerupuk singkong wijen, salah satu produk unggulan Desa Plunturan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Dengan melibatkan kelompok wanita tani ‘Karya Pratiwi’ yang berdomisili di Dusun Gadungan.
“Program ini diharapkan dapat memberikan dampak langsung pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok,” jelas Agung.
Lebih lanjut, Agung menjelaskan, salah satu kunci keberhasilan program ini adalah penyediaan alat produksi modern berupa yang mendukung proses produksi kerupuk singkong wijen. Alat penggorengan yang diberikan kepada kelompok Wanita tani ‘Karya Pratiwi’ dan paguyuban UMKM ‘Mugi Berkah Lestari’ serta boiler uap berkapasitas 100 liter air yang diberikan kepada produsen ‘Sri Rejeki’ secara signifikan meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. Selain itu kolaborasi yang digagas pelaksana PkM DRTPM 2024 ini dapat mengatasi kesenjangan ekonomi pada dua komunitas yang terlibat.
Dengan dana Hibah sebesar Rp38.750.000, Pelaksana PkM dapat mengadakan boiler uap yang digunakan untuk mengukus singkong sebelum diproses menjadi kerupuk, sehingga tekstur kerupuk menjadi lebih lembut dan renyah. Selain itu juga diberikan dua unit alat penggorengan modern, sehingga proses penggorengan kerupuk menjadi lebih cepat dan merata, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Kolaborasi ini tidak hanya berdampak pada peningkatan produksi, tetapi juga pada aspek sosial ekonomi masyarakat. Dengan meningkatnya kapasitas produksi, kelompok wanita tani ‘Karya Pratiwi’ dapat memproduksi kerupuk singkong wijen dalam jumlah yang lebih besar dan lebih cepat. Hal ini membuka peluang pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan anggota kelompok.
Selain itu, program ini juga memberikan pelatihan kepada anggota kelompok wanita tani mengenai teknik produksi yang baik, pengemasan produk, dan pemasaran. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing produk kerupuk singkong wijen dari Desa Plunturan di pasaran.
Program pengabdian masyarakat ini merupakan contoh nyata dari penerapan konsep social entrepreneurship. Dengan menggabungkan semangat kewirausahaan dengan kepedulian sosial, program ini berhasil memberikan solusi nyata bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Plunturan.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pihak-pihak lain untuk terlibat dalam kegiatan serupa. Kolaborasi antara dunia akademis, pemerintah, dan masyarakat merupakan kunci untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Sri Farida sebagai perintis usaha kerupuk singkong wijen ‘Sri Rejeki’ sekaligus sebagai pengerak kelompok wanita tani ‘Karya Pratiwi’ Dusun Gadungan Plunturan, menyampaikan rasa terimakasih kepada DRTPM Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi Kemendikbudristek atas dukungan peralatan dan pelatihan melalui pelaksana program PkM DRTPM 2024 yang diketuai YB Agung Prasaja dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Harapannya, program-program seperti ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. [why.fen]
