Sidoarjo, Bhirawa
Setiap hujan, Jalan Raya Porong terendam banjir dengan Ketinggian air bisa mencapai satu meteran. Akibatnya jalan nasional ini harus selalu ditutup sementara. Kalau air telah surut dibuka kembali. Hal ini setiap tahun selalu terjadi.
Meski Jalan Raya Porong itu ditutup pada saat banjir, Bupati Sidoarjo, Subandi, tidak cemas kalau akan mengganggu perekonomian di Kabupaten Sidoarjo. Sebab menurutnya masih ada Jalan Arteri Porong yang bisa dilalui kendaraan. Tetapi Pemkab Sidoarjo berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional untuk diusulkan peninggian jalan.
”Supaya tidak terus-terusan terendam bila saat hujan,” komentar Subandi, yang belum lama ini melihat kondisi Jalan Raya Porong yang terendam itu.
Subandi yang didampingi Kapolresta Sidoarjo, Christian Tobing dan Dandim 0816 Sidoarjo, Dedyk Wahyu Widodo. Bersama sejumlah pejabat terkait di Pemkab Sidoarjo, Subandi, naik perahu karet menyusuri lokasi banjir. Panjang jalan yang terendam hingga setengah kilometer. Akibatnya, banyak kendaraan terjebak banjir di jalan nasional penghubung Sidoarjo – Pasuruan itu.
Informasinya, banjir terjadi akibat hujan yang turun dengan intensitas tinggi, pada Senin malam, 16 Juni. Sempat terlihat masih ada satu kendaraan truk bermuatan yang mogok karena terjebak banjir.
Usaha yang dilakukan selama ini hanya mengandalkan penyedotan air dengan pompa-pompa air milik Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS). Air sedotan ini dibuang ke kolam penampungan air yang berada disebelah jalan Raya Porong.
Menurut PPK 3.5 Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur, Sentot Wijayanto, genangan kemarin berasal dari luapan Sungai Ketapang. Aliran sungai tertahan karena permukaan air laut sedang tinggi. Banjir yang terus terjadi Jalan Porong itu lama-lama akan berdampak buruk terhadap kondisi jalan nasional di tempat itu.
”Jalan banjir terus disana, maka jalanan akan bisa cepat rusak,” katanya. [kus.fen]