PDIP Jatim, Bhirawa
DPD PDI Perjuangan Jawa Timur memberikan surat rekomendasi kepada bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang akan bertarung di Pilkada 2024. Sebanyak 10 daerah menerima SK DPP Partai berlambang Banteng di Aula Megawati dengan dihadiri segenap pengurus, Kamis (22/8).
Namun partai berlambang kepala banteng ini masih merahasiakan calon Gubernur dan wakil yang bakal diusung dalam Pilkada Jatim.
Dengan acara penyerahan SK DPP kemarin maka telah ada 17 daerah yang mendapat rekomendasi untuk maju, berkompetisi di pesta demokrasi pada 27 November 2024 mendatang.
“Selamat berjuang, endingnya tidak hanya kemenangan, saya yakin 10 wilayah ini menang semua. Auranya sudah kelihatan,” ucap Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Budi Sulistyono alias Kanang, saat memberi sambutan.
Kanang menyebut, kader yang dipilih adalah kader terbaik yang akan memimpin daerah pemilihannya masing-masing.
Total, lanjutnya, ada 9 kabupaten dan 1 kota yang mendapat surat rekom yakni, Banyuwangi, Lumajang, Kabupaten Kediri, Trenggalek, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Nganjuk, Tuban, Bangkalan, dan Sampang.
“Saya mewakili pak Said dan pengurus DPD, saya melihat para bakal calon ini sudah clear bersama partai maupun khususnya bersama pasangan calonnya,” ujarnya
Sementara terkait calon Gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung PDIP dalam Pilkada Jawa Timur, Budi ‘Kanang’ Sulistyono, hanya menegaskan bahwa partainya sedang mematangkan strategi untuk langkah terakhir yang menentukan.
Kanang menegaskan bahwa komunikasi PDIP dengan berbagai kelompok masyarakat, termasuk Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, tetap berjalan aktif.
“Saat ini, kita harus berlari kencang menuju pendaftaran. Beberapa hari ke depan, kita akan menentukan siapa yang akan diusung,” ungkapnya.
Spekulasi mengenai hubungan PDIP dengan PKB pun mencuat. Namun, Kanang menepis anggapan bahwa komunikasi antara kedua partai tersebut telah terputus.
“Komunikasi dengan PKB masih terus berjalan. Di tingkat daerah, dinamika bisa terjadi, ada yang mundur atau keluar dari koalisi, tapi kami tetap terbuka untuk berbagai opsi,” jelasnya.
Kanang juga menyinggung isu Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggapnya sebagai faktor yang memengaruhi pergerakan politik.
“Jika keputusan MK dipatahkan, itu bisa mengubah segalanya. Tapi PDI Perjuangan tetap loyal pada keputusan institusi yang sah,” ujarnya, menegaskan komitmen PDIP untuk tetap berada dalam koridor hukum.
Dengan H-5 menuju pendaftaran, publik kini menanti kejutan dari PDIP, apakah partai berlambang banteng moncong putih ini akan berlari sendirian atau memilih jalan koalisi.
Yang jelas, waktu terus berjalan, dan Jawa Timur menunggu sosok yang akan menjadi penantang Khofifah dalam perhelatan akbar Pilgub 2024.
Terkait Paslon yang telah menerima SK DPP, tak lupa Kanang berpesan, agar tiap pasangan calon (paslon) terus kompak. Bukan hanya saat pilkada namun juga saat mengemban jabatan.
“Setelah menerima tentu saja harus ada ilmu tata-menata, semua itu penting. Nata pikiran, ati, hubungan, nata amunisi. Kalau gak tertata ini jadi masalah besar di ujung,” tuturnya.
“Saya inginkan dua orang ini setelah rekomendasi, duduklah bersama. Setelah menang tetaplah kompak bersama,” imbuhnya.
Hal serupa disampaikan Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim, Sri Untari Bisowarno. Ia mengingatkan tiap paslon untuk terus kompak dan fokus memenangkan Pilkada.
“Lagu Indonesia Raya 3 stanza ini dari ibu ketum untuk membuat rakyat indonesia berdoa dengan tulus. Mendoakan rakyat, pulau, maka ibu ketua umum meminta kami di acara partai untuk menyanyikan lagi indonesia raya 3 stanza,” pungkasnya.
Adapun penyerahan rekomendasi ini merupakan gelaran serentak dengan total 169 surat rekomendasi untuk seluruha bakal calon kepala daerah se-Indonesia. [geh.gat]
Calon Kepala Daerah dan Wakil yang Diusung PDI Perjuangan Jatim (Rekomendasi ke dua)
- Kabupaten Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani dan Ir. H. Mujiono
- Kabupaten Lumajang, Ir. Indah Amperwati dan Yudha Aji Kusuma
- Kabupaten Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan Dewi Mariya Ulfa
- Kabupaten Trenggalek, Moch. Nur Arifin dan Syah Muhamad Nata Negara
- Kabupaten Mojokerto, dr. Ikfina Fahmawati dan Gus Sa’dulloh Syarofi
- Kota Mojokerto, Hj. Ika Puspitasari dan Dr. Rachman Sidharta Arisandi
- Kabupaten Nganjuk, Drs. Marhaen Djumadi dan Trihandi Cahyo Saputro
- Kabupaten Tuban, Aditya Halindra Faridzky dan Joko Sarwono
- Kabupaten Bangkalan, Lukman Hakim dan Moch Fauzan Ja’far
- Kabupaten Sampang, KH. Muhammad bin Mu’afi Zaini dan Abdullah Hidayat.