25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Saatnya Arsip Muhammadiyah Menjadi Warisan Dokumenter Nasional

Oleh:
Tidor Arif T. Djati
Pemerhati Kearsipan dan pernah berkesempatan menginisiasi pengusulan arsip milik perorangan/komunitas sebagai MKB .

Di usia lebih dari satu abad, banyak organisasi justru membeku dalam dokumentasi dan kehilangan jejak masa lalunya. Muhammadiyah harus menjadi pengecualian.Persyarikatan ini terlalu kaya, terlalu berpengaruh, dan terlalu besar kontribusinya untuk tidak menjadikan arsip sebagai agenda strategis nasional.Momentum 18 November 2025, Milad ke-113 adalah saat tepat untuk mengumumkan Gerakan Arsip Muhammadiyah, yaitu gerakan yang terkoordinasi, modern, dan terukur.Esensinya adalah gerakaninventarisasi nasional arsip Muhammadiyah,digitalisasi arsip sesuai standar ANRI dan penyusunan dan penominasian Arsip Muhammadiyah dalam Memori Kolektif Bangsa (MKB).

Agenda ini kiranya penting yang patut menjadi perhatian seluruh warga dan pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah untuk melihat kembali rekaman historis dariarsip-arsip autentik sepanjang hidup Muhammadiyah.Sebagai wujud syukur Persyarikatan yang terus tumbuh menjadi kekuatan peradaban, dan tanggung jawab karena amanat sejarah yang diwariskan para pendiri dari waktu ke waktu

Muhammadiyah bukan hanya organisasi keagamaan, tetapi juga pilar kemajuan sosial yang melahirkan pendidikan modern, gerakan kesehatan, pelayanan sosial, pembaruan fikih, pemberdayaan perempuan, hingga kontribusi nyata dalam pembentukan negara-bangsa Indonesia. Dengan peran sejarah sebesar itu, sangat wajar bila dokumen-dokumen penting yang merekam perjalanan persyarikatan ini diangkat menjadi bagian dari memori dokumenter bangsa.Ini saatnya Muhammadiyah mengambil langkah strategis: menjadikan arsipnya sebagai bagian dari warisan dokumenter nasional yang diakui negara, dijaga oleh generasi, dan dapat diakses publik sebagai pengetahuan kolektif umat dan bangsa.

Mengapa MKB Penting Bagi Muhammadiyah?
Ada empat alasan fundamental mengapa arsip Muhammadiyah saatnya dinominasikan dalam MKB.

Pertama, Menjaga Warisan Peradaban.Arsip Muhammadiyah bukan arsip organisasi biasa.Ia adalah rekaman nyata dari gerakan keagamaan yang mengubah wajah pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan di negeri ini.Budaya literasi dan dokumentasi sesungguhnya sudah menjadi tradisi sejak awal. KH Ahmad Dahlan, Penulis meyakini banyak jejak tertulis di Muhammdiyah, seperti catatan murid-murid awalberdiri Muhammadiyah, surat menyurat, catatan dakwah, hingga dokumentasi tentang sekolah-sekolah pertama Muhammadiyah. rapat-rapat penting, laporan kegiatan, hubungan dengan pemerintah kolonial, dan jaringan pendidikan modern sangat mungkin tercatat dalam peraturanpemerintah kolonial.

Berita Terkait :  Rutan Kelas IIB Situbondo Sediakan Layanan Konsultasi CB dan PB bagi WBP

Kedua,Melawan Distorsi Sejarah.Di era digital, tanpa pengamanan arsip, sejarah mudah dipelintir.Arsip adalah bukti paling kuat terhadap hoaks, manipulasi, atau klaim pihak-pihak yang ingin mengaburkan kontribusi Muhammadiyah.Arsip adalah jiwa sejarah, memuat gagasan, nurani, serta keberanian moral para perintis gerakan.Ia menyimpan jejak bagaimana Muhammadiyah muncul sebagai pembaru Islam, penggerak pendidikan, dan denyut pergerakan nasional. Arsip adalah pengingat bahwa Muhammadiyah lahir dari keberanian membaca zaman, dan sekaligus membentuk zaman.

Ketiga, Potensi Hilangnya Warisan Sejarah. Saat ini, warisan dokumenter tersebut mungkin tersebar di berbagai tempat, seperti:gedung pusat, kantor wilayah, daerah, cabang, dan rating, maupun perguruan tinggi Muhammadiyah, pribadi keluarga tokoh. Sebagian mungkin ada yang masih terjaga dengan baik, ada yang mulai menua, dan sebagian lagi mungkin sudah hilang.Jika tidak segera ditangani, kita berpotensi kehilangan warisan tak ternilai ini-warisan yang bukan hanya milik Muhammadiyah semata, tetapi milik Indonesia.

Keempat,Memperluas Akses Publik dan Pengetahuan.Arsip yang teregistrasi dalam MKB atau bahkan Memory of the World, makamembuka raung public — peneliti, pelajar, penggerak komunitas — untuk mempelajari sejarah Muhammadiyah secara lebih mudah. Ini adalah bagian dari dakwah pencerahan: dakwah ilmu pengetahuan.

KriteriaMKB
Peraturan Kepala ANRI Nomor 20 Tahun 2021 memberikan kerangka jelas tentang bagaimana sebuah arsip dapat diangkat menjadi memori nasional.Diantaranya adalah memiliki signifikansi nasional, keaslian, kelangkaan, dan relevansi bagi pembentukan identitas nasional.

Jika melihat dari kriteria tersebut, penulis meyakini arsip Muhammadiyah memenuhi seluruh kriteria dimaksud.

Berita Terkait :  Khofifah Dinilai Gubernur Paling Berpihak ke Industri Padat Karya SKT

Pertama,Signifikansi nasional, dokumen Muhammadiyah mencatat transformasi pendidikan nasional, modernisasi sosial-keagamaan, lahirnya layanan kesehatan pribumi, konsolidasi kemanusiaan, dan peran tokoh-tokohnya dalam BPUPKI, PPKI, hingga lahirnya Republik. Bahkan setidaknya terdapat 23 tokoh Muhammadiyah yang ditetapkasn sebagai pahlawan nasional.

Kedua,Kelangkaan dan Keaslian.Arsip awal pendirian Muhammadiyah dari masa kolonial adalah dokumen yang sangat langka dan sangat mungkin tersimpan di lingkungan Persyarikatan.Nilai historisnya tinggi dan tidak memiliki duplikasi di lembaga negara.

Ketiga, JejakKeberlanjutan. Perjalanan Muhammadiyah dari 1912 hingga kini menunjukkan kesinambungan gerakan yang konsisten dalam menghadapi berbagai era: kolonialisme, perjuangan kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, hingga demokrasi modern.

Keempat,Pengaruh Luas terhadap Kehidupan Berbangsa.Gerakan Muhammadiyah memiliki pengaruh yang kuat, jelas dan terukur baik di bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, serta peran sosialnya adalah bagian dari fondasi civil society Indonesia.Dengan kata lain, arsip Muhammadiyah bukan sekadar dokumentasi, tetapi bagian dari DNA bangsa Indonesia. Mengangkatnya sebagai MKB berarti menegaskan bahwa perjalanan Persyarikatan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan republik.

Arsip Muhammadiyah yang Layak Didaftarkan sebagai MKB?
Mengacu pada standar Peraturan Kepala ANRI, setidaknya ada lima kluster arsip Muhammadiyah yang memiliki nilai memori nasional antara lain:

(1) Arsip fondasi (1912-1923)yang menjadi “denah awal” modernisasi Islam di Indonesia., sepertiSurat-surat KH Ahmad Dahlan, notulen dan laporan pemerintah dan dokumen pengesahan Muhammadiyah;

(2) Jejak fondasi pendidikan modern yang melahirkan jutaan alumni sekolah Muhammadiyah, seperti dokumen sekolah-sekolah pertama Muhammadiyah, dokumen pendirian Aisyiyah sebagai pionir pendidikan perempuan;

(3) Arsip pergerakan kebangsaan,fondasi lahirnya tokoh Muhammadiyah yang terlibat dalam PPKI, BPUPKI, Masyumi, Dewan Konstituante Republik Indonesia, Gubernur Pertama Bank Indonesia, risalah orasi, maupun catatan kontribusi Muhammadiyah pada masa revolusi fisik;

(4) Arsip kesehatan dan kemanusiaan sebagai catatan “humanity in action”, arsip pendirian awal Rumah Sakit PKU, laporan pelayanan medis zaman perang, dokumen evakuasi, dapur umum, dan pelayanan korban konflik,;

Berita Terkait :  Babinsa 0830/06 Benowo Sukseskan Ketahanan Pangan melalui Panen Padi Petani

(5) Arsip keilmuan dan pembaruan fikih,kontribusi Muhammadiyah pada pembaruan Islam berkemajuan, seperti risalah dan keputusan Majelis Tarjih catatan ijtihad sosial, Munas, manuskrip kajian yang langka lainnya

Semua arsip ini layak diposisikan sebagai memori bangsa karena berdampak langsung pada pembentukan jati diri keindonesiaan.

Arsip Muhammadiyah adalah adalah Warisan Peradaban.
Pada akhirnya, mengajukan arsip Muhammadiyah sebagai Memori Kolektif Bangsa adalah bentuk penghormatan kepada masa lalu dan hadiah untuk generasi mendatang. Jika Muhammadiyah telah memberikan sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan universitas bagi bangsa ini, kini saatnya Persyarikatan memberikan satu hadiah lagi: pelestarian memori sejarah yang otentik dan bermartabat.Di usia 113 tahun, kita tidak hanya merayakan panjangnya usia gerakan ini, tetapi juga memastikan bahwa jejaknya tidak hilang, suaranya tetap terdengar, dan warisannya tetap menjadi cahaya yang menerangi perjalanan Indonesia.

Semoga Muhammadiyah segera melangkah pada agenda besar ini – mengangkat arsipnya sebagai bagian dari memori bangsa, sebagai tanda bahwa Persyarikatan ini bukan hanya hidup pada masa kini, tetapi hidup dalam sejarah, dan hidup untuk masa depan.

Arsip bukan hanya onggokan kertas tua.Ia adalah dakwah literasi, dakwah keilmuan, dan dakwah peradaban. Dengan mengangkat arsip Muhammadiyah sebagai Memori Kolektif Bangsa, kita memastikan bahwa suara para pendiri, gagasan pencerahan, serta rekam jejak perjuangan tidak hilang ditelan waktu.Inilah hadiah terbaik bagi generasi mendatang: bukan hanya ribuan sekolah, rumah sakit, atau universitas, tetapi juga warisan memori sejarah yang utuh, terjaga, dan bermanfaat bagi seluruh bangsa.

Momentum ini sangat ideal.Sudah saatnya Muhammadiyah mengambil langkah besar tersebut. Arsip adalah ingatan gerakan, dan ingatan adalah cahaya yang menerangi perdaban masa depan.

————– *** —————–

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru