Bupati Gatut Sunu menandatangani Deklarasi Damai Jaga Indonesia Jogo Tulungagung saat apel kebangsaan yang dihadiri ribuan elemen masyarakat, Selasa (2/8).
Tulungagung, Bhirawa.
Ribuan elemen masyarakat di Tulungagung, termasuk TNI dan Polri mengikuti apel kebangsaan bertajuk Jaga Indonesia Jogo Tulungagung, Selasa (2/9). Apel yang berlangsung di halaman Kantor Pemkab Tulungagung itu bertujuan menjaga Tulungagung yang tetap kondusif dan aman.
Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, usai apel kebangsaan menyatakan apel akbar yang dihadiri anggota Forkopimda Tulungagung tersebut merupakan berkomitmen bersama pemerintah daerah setempat dan masyarakat. “Intinya sepakat Tulungagung milik besama dan diamankan bersama. Tidak hanya tanggungjawab aparat keamanan dan pemkab saja,” ujarnya.
Menurut dia, saat ini sudah diketahui bersama dinamika yang berkembang di berbagai wilayah. Termasuk wilayah tetangga sekitar Tulungagung.
“Dalam beberapa hari terakhir di Kediri dan Blitar terjadi kericuhan yang meresahkan, bahkan sampai menimbulkan perusakan fasilitas umum,” terangnya.
Bupati Gatut Sunu tidak ingin kejadian serupa terjadi di Kota Marmer. Ia menyebut apel kebangsaan sebagai wujud kesiapsiagaan, sekaligus tekad bersama agar Tulungagung tetap damai, kondusif, tertib, aman, ayem Tentrem serta guyup rukun.
“Saya ingin menegaskan pemkab menghormati sepenuhnya hak masyarakat menyampaikan pendapat di muka umum. Namun, hak itu harus dijalankan dengan penuh tanggungjawab,” paparnya.
Ia yakin masyarakat Tulungagung memiliki rasa tanggungjawab saat menyampaikan aspirasi. “Yang kita tolak bukan penyampaian aspirasinya. Yang kita tolak Adalah anarkisme, pengrusakan fasilitas umum, tindakan provokasi dan kekerasan yang menyusup dalam demonstrasi,” paparnya lagi.
Dalam apel kebangsaan juga dilakukan pembacaan dan penandatanganan Deklarasi Damai Jaga Indonesia Jogo Tulungagung. Deklarasi damai tersebut berisikan di antaranya senantiasa menjaga kerukunan dan persatuan, menjaga kantibmas serta menolak aksi unjuk rasa yang berujung tindakan anarkis.
Sementara itu, Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, menandaskan untuk mengantisipasi rencana aksi unjuk rasa pada Kamis (4/8), sudah menyiapkan upaya pengamanan ekstra.
“Ada 1.500 personel dari TNI dan Polri yang akan mengamankan. Selain juga ada sekitar 4.500 personel dari berbagai elemen masyarakat,” tuturnya.
Selanjutnya perwira menengah polisi ini menandaskan aksi anarkisme saat unjuk rasa tidak boleh terjadi di Tulungagung. Apalagi warga Tulungagung juga menolak aksi anarkisme tersebut.
“Karena itu, kami saat ini menyatukan tekad, menyatukan semangat, menyatukan komimen untuk menjaga Tulungagung,” pungkasnya. (wed.hel).


