Kota Malang, Bhirawa
Universitas Brawijaya (UB) langsung memberikan respons cepat terhadap erupsi masif Gunung Semeru pada Rabu (19/11) sore, dengan mengirimkan Emergency Medical Team (EMT) dan tim relawan ke Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Tim diberangkatkan untuk menyalurkan logistik darurat dan memberikan dukungan kesehatan bagi warga yang terdampak dan mengungsi.
Tim respons cepat ini dikomandoi oleh dr. Aurick Yudha Nagara, SpEM. Tim merupakan gabungan personel dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Korps Sukarela UB. Total tim terdiri dari 1 dokter, 2 driver ambulans, serta 12 relawan mahasiswa dan anggota korps.
“Tim berangkat tadi malam pukul 21.00 (Rabu malam – Red) dari Fakultas Kedokteran. Setelah pengambilan logistik di Kepanjen, tim langsung bergerak menuju Pronojiwo,” jelas dr. Aurick.
Dalam keberangkatannya, UB membawa bantuan vital berupa bahan makanan, obat-obatan ringan, tikar, selimut, serta kebutuhan khusus untuk anak dan perempuan. Tim ini turut diperkuat dengan 1 unit mobil ambulans, 1 unit motor trail, dan 1 unit mobil bak terbuka guna mendukung mobilisasi di lokasi bencana.
Selain itu, tim UB juga didukung sistem pemantauan digital melalui laporan observasi lapang yang diakses melalui s.ub.ac.id/gisresponsemeru.
“Dengan update hingga radius 5, 10, dan 15 km dari Semeru, hal ini memudahkan tim kami untuk bekerja dan menentukan area fokus bantuan secara efektif,” ujarnya.
Aksi tanggap darurat UB ini dilakukan merespons peningkatan aktivitas vulkanik Semeru yang sangat signifikan. Pada Rabu (19/11) sore, Badan Geologi telah menaikkan status Gunung Semeru menjadi Level IV (AWAS), yang merupakan level tertinggi.
Peningkatan status ini dipicu oleh besarnya erupsi dengan kolom abu yang mencapai \mathbf{2.000} meter di atas puncak. Paling mengkhawatirkan, Awan Panas Guguran (APG) dilaporkan meluncur hingga jarak terpanjang 15,5 kilometer ke arah tenggara, melewati Besuk Kobokan, bahkan material panas mencapai kawasan sekitar Jembatan Gladak Perak.
Akibat situasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status Tanggap Darurat dan mengevakuasi \mathbf{956} warga ke tempat yang aman. Masyarakat diimbau keras untuk tidak beraktivitas dalam radius 20 kilometer di sepanjang Besuk Kobokan dan 8 kilometer dari puncak kawah karena ancaman APG dan lontaran batu pijar. [mut.wwn]


