DPRD Jatim, Bhirawa
Upaya menekan angka stunting sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Timur kembali mendapat dorongan baru. Yayasan Jamaah Maju Nyawangan Kras yang berlokasi di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, kini resmi ditetapkan sebagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) oleh Badan Gizi Nasional.
Sebagai tindak lanjut, Rabu (27/8) digelar Sosialisasi dan Penandatanganan MoU Program Makan Bergizi Gratis (MBG) antara SPPG Wonojoyo dengan sekolah calon penerima manfaat di Pendopo Kecamatan Gurah. Dua SPPG terlibat dalam MoU ini, masing-masing melayani 24 dan 27 lembaga pendidikan.
Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur dari Fraksi NasDem, Chusnul Arif, menegaskan bahwa Program MBG bukan sekadar berbagi makanan sehat. Lebih dari itu, program ini merupakan strategi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Jawa Timur.
“Anak-anak yang sehat akan tumbuh optimal, memiliki daya tahan tubuh kuat, lebih semangat belajar, dan prestasinya pun meningkat. Program MBG ini kami dorong agar menjadi solusi konkret mengatasi stunting sekaligus meningkatkan mutu pendidikan,” tegas Arif.
Data menunjukkan, angka stunting di Jawa Timur masih relatif tinggi dibanding rata-rata nasional. Kondisi ini terutama dirasakan anak-anak di pedesaan yang masih kesulitan mengakses makanan bergizi, berdampak langsung pada tumbuh kembang, daya tahan tubuh, hingga kemampuan belajar mereka.
Program MBG hadir dengan tiga misi utama yakni perbaikan status Gizi. Arif memastikan anak-anak sekolah mendapatkan asupan makanan sehat dan bergizi.
Selain itu, kata Arif, peningkatan pengetahuan Gizi. memberikan edukasi pola makan sehat bagi siswa maupun orang tua. Serta motivasi belajar, memenuhi kebutuhan energi agar anak-anak lebih fokus dan semangat menimba ilmu.
Arif menjelaskan, program ini tidak hanya menyediakan menu seimbang dengan protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral, tetapi juga menyertakan edukasi gizi melalui penyuluhan di sekolah, seminar untuk orang tua, serta distribusi materi edukatif.
“Kalau gizinya terpenuhi, anak tidak mudah sakit, bisa lebih fokus di kelas, dan tentu prestasi akademiknya akan meningkat,” jelas politisi NasDem yang juga pegiat seni dan kebudayaan asal Kediri tersebut.
Meski demikian, Arif mengakui masih ada tantangan besar dalam implementasi program, mulai dari keterbatasan distribusi makanan bergizi di daerah terpencil, kondisi ekonomi keluarga, hingga minimnya pemahaman orang tua tentang pentingnya gizi seimbang.
Karena itu, Program MBG mendorong sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk memastikan keberlanjutan penyediaan makanan sehat bagi anak-anak.
“Harapan kami, Program MBG ini bisa melahirkan generasi emas Jawa Timur yang sehat, cerdas, dan siap bersaing,” pungkasnya. [geh.gat]


