Surabaya, Bhirawa
Gelombang demi yang berujung anarkis beberapa hari terakhir menarik perhatian berbagai pihak. Salah satunya bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dalam penyampaian aspirasinya, Sekretaris Jenderal Paguyuban Rektor PTN se-Jawa Timur Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.MT., IPU., mengingatkan agar dalam penyampaian aspirasi oleh mahasiswa tidak berubah menjadi tindakan anarkinyang justru merugikan masyarakat luas.
Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) ini juga menyebut, bahwa aspirasi mahasiswa merupakan bagian penting dari kehidupan demokrasi.
“Kami memahami bahwa aspirasi mahasiswa lahir dari kepedulian terhadap bangsa. Namun kita semua juga merasakan kepedihan ketika suara-suara tersebut berubah menjadi kerusuhan dan perusakan,” tegasnya, Senin (1/9).
Prof. Fauzi menekankan bahwa seluruh rektor perguruan tinggi negeri di wilayah ini sepakat mendorong mahasiswa menyampaikan pendapat secara kritis, santun, dan bermartabat. “Kekerasan dan perusakan, bukanlah jalan keluar, melainkan meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat,”tegasnya.
Ia juga mengajak civitas akademika di Jawa Timur untuk berdoa bersama agar bangsa Indonesia diberi kekuatan melewati masa sulit dan mampu mengelola perbedaan dengan bijak demi Indonesia yang maju dan berdaulat.
Terkait perkuliah di UPNVJT, dikatakannya akan tetap menjalankan kegiatan akademik sesuai aturan yang berlaku. “Perkuliahan berlangsung secara daring, sementara kegiatan yang membutuhkan interaksi langsung seperti praktikum, konsultasi dosen, bimbingan tugas akhir, workshop, seminar, maupun layanan akademik tertentu tetap dilaksanakan dengan sistem luring,”pungkasnya.
Hal yang sama juga diutarakan Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Muhammad Madyan, SE., M.Si., M.Fin . Ia mengimbau agar seluruh civitas academika untuk menjaga lingkungan kampus agar tetap tenang dan kondusif.
Diungkapkan Prof Madyan, pihaknya atas nama UNAIR menyampaikan keprihatinan mendalam atas rangkaian peristiwa yang terjadi belakangan hingga menelan korban jiwa. “Kami mengajak civitas academika untuk menghindari provokasi dan tindakan anarkis yang dapat merugikan masyarakat. UNAIR juga menyatakan dukungan terhadap gerakan damai dalam menyuarakan aspirasi masyarakat guna mendorong perbaikan di berbagai sektor. Mari kita tetap menjaga kondusifitas. Kekerasan dan perusakan bukanlah jalan keluar, melainkan hanya akan meninggalkan luka mendalam bagi kita semua,” ujar Prof Madyan.
Sebagai langkah antisipatif, UNAIR juga telah menerbitkan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Perkuliahan Jarak Jauh (Daring).
Ditambahkan Prof Madyan jika perkuliahan Unair pada tanggal 1-4 September 2025 akan dilakukan secara daring. Sedangkan untuk Kegiatan praktikum dapat dilaksanakan daring atau dijadwalkan ulang setelah tanggal 4 September 2025.
Berikutnya, terkait ujian skripsi/tesis/disertasi dilaksanakan secara daring atau blended. Kemudian kegiatan klinik untuk pembelajaran Profesi seperti Dokter Muda, Ners, Bidan, dan Nakes lain secara luring atau dijadwalkan. Terakhir, kegiatan klinik untuk pembelajaran PPDS/PPDGS/Spesialis Keperawatan tetap dilaksanakan secara luring. “Kebijakan perkuliahan ini bersifat dinamis dan disesuaikan dengan perkembangan situasi,” oungkas Rof Madyan.
Sementara itu, Ketua Senat Akademik UNAIR, Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)., juga mengajak mahasiswa untuk menyampaikan pendapat secara kritis melalui ruang-ruang diskusi.
“Mari kita isi ruang-ruang diskusi, baik di media sosial maupun forum kampus,dengan narasi empati, persatuan, dan solusi. Bukan dengan hoaks dan provokasi,” ungkapnya.
Melalui langkah ini, UNAIR berharap tercipta komitmen bersama menjaga suasana akademik yang kondusif, sekaligus berkontribusi bagi tercapainya stabilitas nasional. UNAIR juga menegaskan harapan agar situasi segera membaik. [ina.wwn]