Situbondo, Bhirawa
Ratusan ibu hamil dari tujuh kecamatan di Kabupaten Situbondo mengikuti bimbingan pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK), Senin (29/7). Tujuan kegiatan ini untuk mencegah terjadinya stunting atau gagal tumbuh pada buah hati ibu hamil.
Acara tersebut diselenggarakan di lantai II Pemkab Situbondo dan digagas oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Situbondo dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
Kepala DP3AP2KB Kabupaten Situbondo, Imam Darmaji mengatakan, bimbingan pengasuhan seribu HPK tersebut sangat penting untuk kalangan ibu hamil.
“Ini sangat penting bagi ibu hamil karena menjadi pengetahuan dasar cara merawat bayi. Mulai dari pertama kali hamil sampai bayi berusia dua tahun,” ujar mantan Staf Ahli Bupati Situbondo itu.
Imam melanjutkan, 1.000 HPK sangat menentukan masa depan anak. Sebab, di masa itu pertumbuhan otak dan badan sangat cepat.
“Pada 1000 hari pertama kehidupan ini masuk katagori masa emas anak. Jadi kalau sampai salah dalam penanganan anak akan mengalami keterlambatan pertumbuhan otak dan badannya,” tutur mantan Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Situbondo itu.
Oleh karena itu, Imam meminta kepada para ibu hamil untuk memberikan makanan yang bergizi tinggi untuk bayi sejak dalam kandungan.
“Kalau bayinya sudah lahir wajib dibawa ke Posyandu. Jika terdeteksi ada gejala stunting maka akan diberi rekomendasi ke fasilitas kesehatan dan dokter ahli,” beber mantan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Situbondo itu.
Informasi yang berhasil dihimpun Bhirawa menyebutkan, sebelumnya Pemkab Situbondo menerima penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Penghargaan tersebut diberikan karena penurunan prevalensi stunting di Situbondo sangat bagus.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2022, angka prevalensi stunting mencapai 30,9 persen. Kemudian turun menjadi 4,1 persen di tahun 2023. Atas keberhasilan tersebut, Pemkab Situbondo berhasil menerima insentif fiskal dari pemerintah pusat.
Penghargaan ini menjadi pelecut Pemkab Situbondo bersama elemen terkait untuk terus menekan angka stunting di Kabupaten Situbondo hingga level terendah sesuai target pemerintah. [awi.gat]