Jakarta, Bhirawa
Putra Sampoerna Foundation (PSF) berkolaborasi lintas sektor melalui penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai memajukan transformasi pendidikan berkelanjutan.
Pendidikan menjadi fondasi pembangunan berkelanjutan yang memiliki peran strategis untuk menciptakan masyarakat berdaya saing serta membangun masa depan bangsa, Komitmen tersebut diwujudkan melalui Workshop on ESG-Driven Education Impact yang bertajuk “Driving Impactful and Sustainable Change Through Education with ESG”. Jumat, (10/10/2025)
Senior Director Putera Sampoerna Foundation, Elan Merdy mengukapkan bahwa pentingnya pendidikan berkelanjutan dan kolaborasi lintas sektor dalam menjawab tantangan zaman.
“Pendidikan ialah investasi jangka panjang yang mana menentukan kualitas bangsa, tapi masih menghadapi tantangan nyata, mulai dari akses hingga kualitas pembelajaran, dengan penerapan prinsip ESG, PSF berupaya memperluas kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan ini dan memastikan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas akademik, melainkan juga membangun karakter generasi yang siap menghadapi masa depan,” jelasnya.
Lanjut Elan mengatakan walapun memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan pendidikan, dalam praktiknya, banyak korporasi baik umum maupun swasta yang belum memahami penerapan ESG itu sendiri.
“Kami percaya sinergi antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci menciptakan perubahan nyata dalam mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkelanjutan,” tutur Elan.
Elan berharap workshop dapat jadi wadah para pemangku kepentingan untuk berbagi pengalaman, membangun inisiatif bersama, serta memperkuat komitmen dalam menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi pendidikan Indonesia.
Head of Program Development and Guru Binar Putera Sampoerna Foundation Juliana meyampaikan Acara bertujuan supaya para ahli, pelaku industri dan korporat, serta pelaku pendidikan dari latar belakang yang berbeda-beda bisa saling berbagi sekaligus memetakan apa yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk menciptakan transformasi pendidikan berkelanjutan.
“Tidak sedikit korporasi masih berpikiran secara segi finansial dan bukan segi dampaknya, melihat dampak pada masyarakat dengan lingkungan juga tidak kalah penting demi tercapai tujuan besar Indonesia Emas 2045.” Katanya.
Pendiri Institute for Sustainability and Agility (ISA), Maria R. Nindita Radyati menambahkan ESG menjadi jembatan penting dalam memperkuat pendidikan sebagai salah satu agenda Sustainable Development Goals (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Pendidikan pada era sekarang lebih berfokus pengembangan kemampuan sosial yang mencakup kolaborasi, berpikir kritis, memiliki nilai-nilai kemanusiaan, serta memecahkan masalah holistic, sehingga para generasi anak muda Indonesia bisa menjadi pembawa perubahan yang tidak hanya kompeten, tapi membangun masyarakat yang lebih inklusif, tangguh, dan berdaya saing di kancah global, dari situ penting bagi guru untuk memiliki kompetensi-kompetensi ini.” Ucapnya.
Selain memiliki kompetensi sosial, kompetensi hijau juga sangat penting dimiliki oleh para guru zaman sekarang, tambah Maria, dimana tidak cuman meliputi pengolahan limbah dan optimalisasi sumber daya, juga meliputi literasi digital, pengaplikasian model bisnis sirkular, serta penerapan kebijakan hijau.
“kolaborasi antar perusahaan-perusahaan publik ataupun swasta dengan beberapa pemangku kepentingan terkait sangat dibutuhkan bertujuan memperkuat peran pendidikan melalui pendekatan ESG, berharap pendidikan tidak dipandang sebagai isu sektoral semata, tapi sebagai motor penggerak pembangunan berkelanjutan yang berdampak bagi semua pihak, termasuk yang tinggal di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).” Imbuh Maria. [ren]


