25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Program Asistensi Rehabilitasi Sosial Kemensos di Kabupaten Nganjuk Butuh Lebih dari Sekadar ATENSI

Penerima manfaa di Pendopo Sosrokoesumo, Kabupaten Nganjuk, Jumat, (18/07/2025).

Pemkab Nganjuk, Bhirawa.
Program ATENSI (Asistensi Rehabilitasi Sosial) dari Kemensos ATENSI dirancang sebagai program unggulan Kemensos yang menyasar: Anak yatim/piatu, lansia terlantar, Penyandang disabilitas, korban kekerasan, NAPZA, dan bencana sosial Diharapkan ATENSI menjadi jaring pengaman sosial yang langsung menyentuh kelompok rentan yang selama ini seringkali luput dari kacamata pembangunan.

Acara yang berlangsung di Pendopo Sosrokoesumo, Kabupaten Nganjuk pada Jumat, (18/07/2025) ini di hadiri Wakil Direktur RSJ Menur Surabaya, Perwakilan Sentra Pelayanan Terpadu Kartini Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Agustin P Hastuti, Kepala Dinas Sosial P3A Nganjuk beserta jajarannya dan di hadiri oleh para penerima manfaat.

“Kemensos kali ini membantu sejumlah 251 penerima manfaat (PM), dengan nilai Rp 618.050.000,- yang terdiri dari, pemenuhan hidup layak (sembako, nutrisi, alat kebersihan diri, alat sekolah) dengan peruntukan lansia sendirian, anak terlantar, disabilitas dan korban bencana”, demikian diungkapkan Agustin Phone Hastuti, Ahli Muda di Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Jawa Tengah.

“Semoga bantuan ini tepat sasaran dan tepat manfaat karena berdasarkan asesment dan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan bagi penerima manfaat atas pemenuhan layanan sosial ini”, tambahnya.

Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi dalam sambutannya mengucapkan rasa terima kasih atas atensi yang diberikan pemerintah pusat kepada warga Kabupaten Nganjuk.

“Diperlukan kolaborasi dan sinergisitas antara pemerintah pusat dan daerah, pemerintah, pihak swasta serta pemerintah dan masyarakat dalam mengentas permasalahan-permasalahan sosial yang ada di sekitar kita, untuk itu saya mengucapkan terima kasih dan mendukung program gerakan ini”, kata kang Marhaen. Kemudian secara simbolis Marhaen Djumadi, Kepala Daerah Kabupaten Nganjuk menyerahkan kepada perwakilan masing-masing kluster tersebut.

Berita Terkait :  Komisi IV DPR RI dan NPC Tiongkok Bahas Sinkronisasi Regulasi Perikanan dan Kelautan

Wakil Direktur Medik dsn Perawatan RSJ Menur, Surabaya, Rifatul Hasna mengatakan:” Sudah sejsk 3021 kemarin brkerja sama dengan Dinsos mrlalui TKSK Nganjuk, data yang ada sudah 52 orang ODGJ dari Nganjuk yang di rawat di RSJ Menur, Surabaya. Kami jemput jika sudah membaik akan kami antar kembali”, terang Hasna.

“Untuk hari ini tadi kami mengantar 11 orang yang sudah di nyatakan sembub dan membawa 6 orang untuk berobat di RSJ Menur”, pungkas Hasna.

Setidaknya melalui program ATENSI Kemensos ini, pemerintah hadir secara nyata mengurai masalah-masalah sosial yang sialnya kerap mendera masyarakat miskin, tanpa harus menyusuri labirin birokrasi.

“Diperlukan lebih dari sekedar good will saja, tidak hanya kepada kepala daerah saja, namun juga dari para wakil-wakil rakyat. serta para pemangku kebijakan”, kata Pujiono, S.H, M.H, Direktur edu politik.

Kemudian Pujiono mencoba menerangkan: Dilihat dari postur APBD 2025 Kabupaten Nganjuk sejauh ini belum menunjukkan keberpihakan utuh pada si miskin. Indikatornya:

  • Belanja sosial minim, seringkali hanya sisa dari penyesuaian belanja wajib.
  • Program rehabilitasi sosial nyaris simbolik tanpa dukungan anggaran memadai.
  • Sinergi vertikal lemah, antara program Kemensos dan prioritas daerah.
  • Data kemiskinan masih tinggi di kantong-kantong desa pinggiran.
  • Anggaran pembangunan lebih mengalir ke proyek infrastruktur keras, bukan infrastruktur sosial.
  • Partisipasi warga miskin dalam perencanaan pembangunan masih rendah — suara mereka tenggelam dalam musrenbang yang elitis.
Berita Terkait :  Tindak Lanjuti Hasil Seleksi, UPT Dinsos Jatim Terima Calon PM Asal Madiun

APBD 2025 menegaskan skala prioritas: infrastruktur di atas aspek manusia. Sementara janji kesejahteraan dan penurunan kemiskinan digaungkan secara simbolik dalam 14 program prioritas, dalam praktiknya argumen anggaran memenangkan beton dibanding belanja manusia.

Isu kemiskinan, isu-isu sosial kalah dengan isu proyek penunjukan langsung (PL) dari Rp 200 juta menjadi Rp 400 juta kapan di mulai? (dro.hel)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru