26 C
Sidoarjo
Friday, February 21, 2025
spot_img

Prof Tuti Budirahayu: Efisiensi Anggaran Tak Boleh Menyentuh Aspek Strategis


Surabaya, Bhirawa
Langkah Presiden Prabowo dalam efisiensi anggaran yang menyasar sektor pendidikan menimbulkan kegelisahan di tengah tantangan Indonesia Emas 2045.Pemerintah berdalih, langkah ini bagian dari strategi efisiensi fiskal.

Menurut pakar Sosiologi Pendidikan Universitas Airlangga, Prof Dr Tuti Budirahayu Dra M Si, kebijakan itu harus ditelaah lebih lanjut. Pemangkasan anggaran, katanya tidak boleh membebani sektor krusial seperti infrastruktur pendidikan dan peningkatan kapasitas tenaga pengajar.

“Kalau pemeliharaan atau peningkatan sarana belajar dipotong, itu sangat berbahaya. Fasilitas sekolah yang rusak, laboratorium tidak memadai, keterbatasan akses fasilitas belajar semuanya berujung pada penurunan kualitas pendidikan,” ujarnya, Kamis (20/2).

Tak hanya itu, pemotongan dana juga berisiko menekan program pengembangan guru. Padahal, peningkatan kompetensi pendidik tak bisa ditawar. “Pemangkasan untuk pelatihan guru harus dipertimbangkan matang. Jika ada efisiensi, jangan sampai program utama yang mendukung kompetensi pendidik justru dikorbankan,” tambahnya.

Kebijakan ini juga dinilai berdampak pada moral tenaga pendidik dan semangat belajar siswa. Program beasiswa dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang selama ini menopang siswa dari keluarga kurang mampu kini berada dalam ketidakpastian. “Masyarakat dan mahasiswa gelisah karena informasi simpang siur. Pemerintah harus segera memberikan kepastian agar tidak menimbulkan keresahan lebih dalam,” tegasnya.

Ia mengingatkan, komunikasi yang buruk dalam kebijakan ini bisa berujung pada menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Dia berpendapat jika pendidikan dianggap sekadar program pendukung, bukan prioritas, trust issue akan semakin dalam. Padahal, negara maju selalu menjadikan pendidikan sebagai pilar utama.

Berita Terkait :  Eksekutif - Legislatif Kabupaten Lamongan Dukung Enam Raperda Inisiatif

Di sisi lain, Prof Tuti menilai, efisiensi anggaran bisa menjadi momentum untuk menertibkan penggunaan dana pendidikan yang selama ini dinilai kurang transparan. “Banyak anggaran dihambur-hamburkan dengan tujuan yang tidak jelas. Jika efisiensi ini dilakukan dengan kontrol ketat dan transparan, justru bisa meningkatkan akuntabilitas,” ujarnya.

Namun, ia menegaskan, efisiensi tak boleh menyentuh aspek strategis yang menentukan kualitas pendidikan. Misalnya program literasi, penguatan kapasitas guru, kesejahteraan tenaga pendidik, semua harus tetap menjadi prioritas. Jika efisiensi dilakukan sembrono, dampaknya panjang terhadap kualitas SDM Indonesia di masa depan.

Ia menyarankan agar penghematan anggaran dilakukan berbasis data dan audit menyeluruh. “Harus dipastikan, sektor yang dipangkas memang bukan yang esensial. Kalau menyangkut mutu pendidikan, sebaiknya jangan dipotong. Justru harus diperkuat,” katanya.

Menurutnya, pendidikan bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga membangun generasi yang cerdas, kritis, dan siap menghadapi tantangan global. Karena itu, setiap kebijakan harus mempertimbangkan dampak jangka panjangnya terhadap sistem pendidikan nasional. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru