27 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Petani di Lamongan Olah Limbah Enceng Gondok Menjadi Pupuk Organik

Para petani saat demonstrasi pembuatan pupuk organik berbahan dasar limbah enceng gondok dan kotoran hewan. (alimun hakim/ bhirawa).

Lamongan, Bhirawa.
Tumbuhan Enceng Gondok yang kerap menjadi pelampiasan kesalahan ketika terjadinya banjir, ternyata mampu diolah menjadi sesuatu hal yang memiliki nilai positif untuk pertanian.

Keuketan dan kesabaran itu dilakukan oleh masyarakat Desa Centini, Kec. Laren, Kab. Lamongan. Bersama para mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan, mereka membuat pupuk organik dari enceng gondok dan kotoran hewan ternak.

“Inisiatif kami mengolah limbah organik enceng gondok dan kotoran hewan yang kerap mengganggu kebersihan dan kesehatan masyarakat. Selain itu hasil daei pembuatan pupuk ini bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” ujar Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pak Sularso, Selasa (6/8).

Dengan menggandeng para mahasiswa Unisda, dalam penjelasan Pak Sukarso, para petani desa setemoat diberikan nekal pengetahuan membuat dua jenis produk utama: dekomposer aktif dan pupuk organik padat.

“Masyarakat dilatih untuk membuat dekomposer aktif dengan mencampurkan EM4, molase, air cucian beras, dan air baku yang kemudian difermentasi selama lima hari. Selain itu, bagaimana membuat pupuk organik padat dari enceng gondok yang dicacah dan dicampur dengan kotoran kambing, dedak, dan larutan dekomposer, yang kemudian diperam selama 30 – 40 hari,” jelasnya.

Sementara itu Dosen Fakuktas Pertanian Unisda Istiqomah memandu demonstrasi praktis terkait proses pembuatanya.

Berita Terkait :  Mengukir Kenangan Bersama SLB Bina Mandiri melalui PPL di Kebun Teh Wonosari

Ia mengungkapkan, Latar belakang pelaksanaan kegiatan ini adalah melimpahnya limbah enceng gondok yang tumbuh tak terkendali di saluran irigasi dan kotoran hewan ternak yang tidak dikelola dengan baik, sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan meningkatkan populasi lalat. Kedua jenis limbah ini dapat diolah menjadi bahan penyubur tanah yang bermanfaat bagi pertanian.

Melalui program pengabdian kepada masyarakat dengan skema pemberdayaan masyarakat pemula (PMP) mengedukasi keterampilan yang bermanfaat bagi lingkungan dan pertanian.

Harapan kami, Setelah ini petani dapat mempraktekkan di lahan-lahan secara terus menerus untuk kesehatan tanah dan efek positif bagi tanaman.

“Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi petani Desa Centini dalam mengelola limbah organik dan meningkatkan produktivitas pertanian mereka,” pungkasnya.(aha.yit.hel).

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img