Jombang, Bhirawa
Perpadi Kabupaten Jombang berharap penggilingan-penggilingan Padi kelas menengah ke bawah yang dulu beroperasional pada masa Orde Baru, dapat dihidupkan kembali dan dapat kembali berkembang dan dapat menjadi mitra Bulog untuk menyerap gabah petani.
Dengan kata lain, Ketua Perpadi Jombang, Mochamad Soleh mengatakan, perlu ada revitalisasi penggilingan Padi kelas menengah ke bawah.
”Harus ada revitalisasi alat. Karena alat ini juga menunjang, termasuk finansial juga menunjang,” ujar Mochamad Soleh, Senin (07/04).
Selain revitalisasi peralatan, penggilingan Padi menengah ke bawah kata dia, juga perlu dibantu dengan kemudahan di bidang permodalan dengan kredit-kredit lunak. Sehingga penggilingan Padi menengah ke bawah dapat bersaing dengan penggilingan-penggilingan Padi milik pemodal besar.
”Contoh di Jombang, 98 penggilingan Padi menengah ke bawah, coba kita aktifkan, otomatis kalau 1 penggilingan Padi menyerap 10 ton kali 98, sudah 9800 kilogram, sudah hampir seribu ton bisa terserap setiap hari. Insyaallah sudah bisa mengatasi masalah saat panen,” tandas Mochamad Soleh.
Terkait adanya kebijakan HPP Gabah 2025 sebesar Rp. 6.500 per Kilogram GKP, Mochamad Soleh menyebutkan, kebijakan tersebut merupakan program yang bagus dan dapat membuat petani sejahtera.
”Program Pak Prabowo harus kita dukung, kembali ke rakyat,” tandas Mochamad Soleh. [rif.hel]