Situbondo, Bhirawa.
Dalam rangka untuk memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2024, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Situbondo menggelar Baksos pelayanan KB Vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP) di Kantor Kecamatan Suboh, Kamis (19/9). Dua hari sebelumnya kegiatan serupa di gelar di Kantor Kecamatan Kapongan, Selasa (17/9).
Menurut Kepala DP3APPKB Kabupaten Situbondo, H Moh Imam Darmaji, pihaknya mengadakan pelayanan KB MOP dengan target 107 akseptor di tahun 2024. Kata Imam, ada 53 akseptor KB pria bisa di layani di Kantor Kecamatan Kapongan tersebut.
”Pelayanan KB MOP ini, dibagi menjadi dua tahap. Pertama, digelar di kantor Kecamatan Kapongan dan tahap kedua di gelar di Kecamatan Suboh. “MOP ini merupakan pelayanan KB dengan metode operasi ringan,” tutur mantan Camat Kendit itu.
Imam menjelaskan, kegiatan pelayanan MOP tersebut menjadi agenda rutin di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten. Yang membanggakan lagi, aku Imam, Kabupaten Situbondo cukup lama dikenal sebagai daerah dengan jumlah akseptor terbanyak untuk pelayanan KB MOP.
”Untuk tenaga medis pelayanan KB MOP di Kabupaten Situbondo ada dua dokter yang memiliki sertifikat ahli. Pertama dokter Imam Hariyono dan dokter Sandy Hendrayono. Pihaknya berharap dengan adanya pelayanan KB MOP ini, masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menggunakan metode alat kontrasepsi yang sesuai,” tandas mantan Kadis Peternakan Kabupaten Situbondo itu.
Sementara itu Kabid KBKS pada DP3APPKB Kabupaten Situbondo, Sutomo menimpali, kegiatan baksos ini meliputi semua metode, mulai kondom, pil, implan, IUD, MOW dan MOP. Untuk saat, aku Sutomo, pihaknya melakukan baksos MOP dengan target dari Provinsi Jatim sebanyak 107 peserta.
”Saat ini ada 54 peserta di Kecamatan Suboh dan sebelumnya ada 53 di Kecamatan Kapongan. Saya berharap setelah semua peserta menjalani screening bisa terlayani dengan baik,” ungkap Sutomo.
Sutomo melanjutkan, kualifikasi peserta MOP diantaranya memasuki usia subur antara 35-55 tahun. Selain itu, tutur Sutomo, pasangan yang memiliki 2-3 anak dan tidak ingin memiliki anak kembali. Sutomo memastikan, program MOP dan MOW merupakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang atau MKJP yang sifatnya permanen, kecuali dalam keadaan darurat bisa di buka kembali.
”Tujuan program ini untuk mencegah ledakan jumlah penduduk baik jangka pendek maupun jangka panjang. Ini untuk mengatur jarak kehamilan antara 3-5 tahun dan ini berkaitan dengan stunting juga,” tegas Sutomo seraya berharap dengan mengikuti program ini peserta bisa menjadi keluarga sejahtera.[adv.awi]