27 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Perbedaan PR Tradisional dan PR Digital

Oleh :
Aditya Danumaya
Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi (Mikom)Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya

Hubungan masyarakat, atau dikenal sebagai PR, adalah bagian penting dari pemasaran bisnis.Definisi PR secara sederhana yaitu mempertahankan citra publik yang positif kepada khalayak. Selain itu, PR diwujudkan dalam dua aspek yang berbeda: tradisional dan digital.

Memanfaatkan PR tradisional melibatkan menampilkan diri kepada publik tanpa menggunakan kehadiran online.PR digital hanya mengandalkan web. Kedua saluran berusaha mencapai hal yang sama: kesadaran merek atau brand yang ingin diangkat. PR tradisional dan PR digital sangat penting bagi keberhasilan perusahaan, dan dapat digunakan dengan berbagai cara, atau menggabungkannya, untuk penjangkauan pemasaran yang dioptimalkan.

PR Tradisional
PR tradisional mencakup cara yang sudah lama mapan dan klasik untuk memperkuat kesadaran merek atau brand, menggunakan jalan iklan seperti TV, radio, papan iklan, surat kabar, majalah dan buku untuk menjangkau audiens.

Hal ini tidak hadir secara online, sehingga teknik PR tradisional dapat tampak terbatas di zaman kita yang sudah lanjut ini

Jadi apakah PR tradisional masih efektif?Singkatnya, ya. PR tradisional masih berfungsi karena masih ada audiens untuk saluran iklan seperti radio, TV, surat kabar, dan papan iklan. Hal-hal itu belum diganti dan masih relevan.Baik generasi tua maupun muda masih mengonsumsi konten di media ini.Semua orang menonton TV, melihat iklan TV, mendengar iklan radio dan sebagainya dalam beberapa bentuk.Kita semua membolak-balik majalah sesekali dan melihat iklan yang tak terhitung jumlahnya.Jadi meskipun PR tradisional mungkin tampak ketinggalan jaman, tapi masih berguna untuk banyak merek.

Berita Terkait :  Cegah Eksploitasi Seksual Anak Melalui Layanan Keuangan

Biasanya, PR tradisional membutuhkan cara kuno untuk terhubung, seperti jaringan tatap muka, mengunjungi, dan bermitra dengan toko fisik. Contoh lain dari PR tradisional termasuk siaran pers, pameran dagang dan wawancara. Ini adalah rute fisik untuk membangun citra publik yang positif.Kelemahan dari PR tradisional adalah karena jangkauannya yang terbatas, seringkali tidak dapat diukur secara akurat.

Keuntungan menggunakan PR tradisional adalah bahwa ini adalah pendekatan langsung untuk mengelola opini perusahaan di mata publik. Meskipun kurang interaktif daripada PR digital, PR tradisional masih merupakan cara yang efektif bagi beberapa bisnis untuk menggambarkan citra yang baik dari perusahaan, produk, dan layanan mereka.

Digital PR
PR digital melibatkan upaya untuk meningkatkan kehadiran online suatu merek.Ini adalah alat pemasaran yang dapat digunakan bisnis online untuk menempatkan perusahaan mereka dalam cahaya yang positif.Karena online, umumnya memiliki jangkauan yang jauh lebih besar daripada PR tradisional.

Penggunaan komputer, internet, dan elektronik genggam telah meledak selama dekade terakhir.Orang-orang menggunakan internet, terutama media sosial, setiap hari, sehingga PR digital dapat menjadi aspek yang tak ternilai dalam membangun merek di dunia saat ini.

Manfaat PR digital adalah bisa kreatif, unik, dan fleksibel dalam pendekatanya.Berbeda dengan pendekatan promosi penjualan PR tradisional, PR digital membutuhkan kehalusan.Orang-orang mencari daya tarik alam dan alasan untuk menyukai produk yang dibuat.Mereka dapat mencapai ini dengan terhubung dengan blogger dan influencer media sosial yang secara alami menghubungkan merek ke konten mereka, yang berarti bahwa jutaan pengguna dapat terpapar produk atau layanan tersebut.

Berita Terkait :  Kritisi PON XXI Meluas

PR digital dapat diukur melalui data.Metrik seperti tayangan, pembagian sosial, penjualan, dan waktu yang dihabiskan audiens untuk berinteraksi dengan merek adalah pengukuran yang nyata.Tidak hanya dapat mengukur efektivitas melalui cara-cara ini, tetapi juga bisa mendapatkan umpan balik untuk terus mengembangkan citra merek.

Ada lebih banyak hal untuk dibahas Ketika bicara PR digital karena sederhananya, dapat melakukan lebih banyak dengan PR digital daripada dengan PR tradisional.PR digital berpusat di sekitar penggunaan SEO dan visibilitas.

Dengan banyaknya kelebihan tersebut, PR digital juga memiliki banyak tantangan, khususnya di Indonesia dengan pengguna internet yang hampir mencapai 80% dari total penduduk.Pengguna internet khususnya media sosial yang tidak terliterasi dengan baik ataupun buzzer-buzzer bisa menimbulkan hal-hal negatif pada konten online yang disajikan meskipun Perusahaan sudah berhati-hati.

Tradisional atau Digital?
Pada akhirnya, bisnis harus memutuskan saluran mana yang akan membawa merek atau brand menjadi positif dan optimal. Baik PR tradisional maupun digital berlabuh pada tujuan yang sama, yaitu menghasilkan citra positif bagi perusahaan, tetapi target audiens akan menentukan rute mana yang akan menghasilkan hasil terbaik.

Beberapa bisnis mungkin merasa tidak perlu memanfaatkan pemasaran digital karena audiens target mereka mungkin adalah populasi yang tidak dapat atau jarang menggunakan aplikasi online. Atau sebaliknya: Sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk hanya mengandalkan PR digital karena konsumen mereka adalah pengguna media sosial yang rajin atau orang-orang yang bergantung pada internet setiap hari.

Berita Terkait :  Anak Terlindungi, Indonesia Sehat

Menggabungkan PR tradisional dan digital juga merupakan pilihan dan dapat menghasilkan audiens yang lebih besar.Contohnya bisa membagikan pamflet yang merinci merek tetapi juga termasuk informasi untuk mengarahkan konsumen mengakses merek secara online. Menindaklanjuti dengan email setelah acara tatap muka adalah contoh lain dari bergabung dengan upaya PR tradisional dan digital.

——— *** ———

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img