27 C
Sidoarjo
Monday, December 15, 2025
spot_img

Peningkatan Kuantitas Produksi Ayam Potong Melalui Inovasi Mesin Perontok Bulu Manual

Oleh
Sub Kelompok 8 KKN NR7 Untag Surabaya – Kampung Balongsari

Produksi ayam potong merupakan salah satu sektor usaha mikro yang terus bertahan di tengah fluktuasi harga pangan. Di banyak kampung kota seperti di Balongsari, Surabaya, pedagang ayam potong berperan langsung dalam menjaga ketersediaan pangan masyarakat. Namun, tantangan yang mereka hadapi tidak sederhana. Salah satu masalah yang sering muncul adalah rendahnya kapasitas produksi harian akibat proses pencabutan bulu yang masih dilakukan secara manual. Proses ini membutuhkan tenaga besar, memakan waktu, serta membatasi jumlah ayam yang dapat diproses setiap hari.

Melihat kondisi tersebut, Sub Kelompok 8 KKN NR7 Untag Surabaya mencoba menghadirkan solusi sederhana namun berdampak langsung bagi para pedagang ayam potong. Kami memperkenalkan inovasi “Mesin Perontok Bulu Ayam Manual”, sebuah alat tepat guna yang tidak hanya murah dan mudah dibuat, tetapi juga dirancang agar dapat dioperasikan oleh siapa saja. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang memprioritaskan pemberdayaan pelaku usaha kecil agar lebih produktif dan efisien.

Inovasi mesin ini berangkat dari pemahaman bahwa teknologi tidak selalu harus mahal atau kompleks. Bagi pedagang ayam di kampung Balongsari karena jika harus membeli lagi mesin perontok bulu ayam harga yang harus dibayar bisa dibilang akan cukup mahal, aspek paling penting adalah kecepatan proses perontokan bulu tanpa mengorbankan kualitas ayam yang dihasilkan. Mesin perontok bulu manual menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut.

Berita Terkait :  Babinsa Koramil 0814/04 Gudo Jombang Monitoring Serapan GKP

Dengan memanfaatkan bahan yang mudah ditemukan di pasaran—seperti drum kecil, karet pemukul, poros sederhana, dan pedal manual—biaya pembuatan bisa ditekan secara signifikan. Selain hemat, desainnya memungkinkan pedagang tetap mengontrol hasil perontokan tanpa bergantung pada mesin listrik atau alat besar yang tidak sesuai untuk ruang usaha kecil.

Berdasarkan uji coba yang dilakukan selama kegiatan KKN, penggunaan mesin ini terbukti mampu meningkatkan kuantitas produksi hingga 20–40 persen dibandingkan metode cabut bulu manual tradisional dan mungkin tidak se efektif menggunakan mesin akan tetapi dibanding dengan harus mengeluarkan biaya tambahan yang cukup mahal untuk membeli tambahan mesin kami Sub Kelompok 8 KKN NR7 Untag Surabaya menghadirkan inovasi tersebut guna menunjang kuantitas dari produksi tersebut. Efektivitas ini berdampak langsung pada omzet harian dan pemenuhan permintaan konsumen, terutama pada hari-hari dengan permintaan tinggi seperti akhir pekan atau menjelang hari raya.

Dari perspektif pemberdayaan masyarakat, inovasi ini sekaligus menunjukkan bahwa kegiatan KKN tidak harus berskala besar untuk memberi dampak nyata. Melalui kolaborasi sederhana antara mahasiswa dan masyarakat kampung Balongsari, sebuah teknologi tepat guna dapat menjawab masalah yang sudah lama dirasakan namun luput dari perhatian. Inilah hakikat pengabdian masyarakat: mendekatkan solusi dengan kebutuhan yang nyata, relevan, dan berkelanjutan.

Lebih jauh, keberhasilan inovasi mesin perontok bulu manual ini membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut. Ke depan, pedagang dapat mengadaptasi mesin ini menjadi versi semi-otomatis. Tidak menutup kemungkinan pula adanya modifikasi kapasitas agar mampu menangani ukuran ayam yang berbeda. Dengan biaya yang terjangkau, inovasi ini bisa diperbanyak, direplikasi, bahkan dijadikan peluang usaha baru bagi warga yang berminat merakit mesin serupa untuk dijual.

Berita Terkait :  Lewat Lomba Film Pendek Diskominfo Kota Malang Dorong KIM Angkat Potensi UMKM

Pada akhirnya, peningkatan kuantitas produksi bukan hanya soal keuntungan ekonomi bagi pedagang ayam potong. Ini juga tentang menjaga rantai pasok pangan masyarakat tetap stabil. Ketika pedagang kecil mampu bekerja lebih efisien, dampaknya dirasakan langsung oleh konsumen: harga lebih stabil, pasokan lebih terjamin, dan kualitas ayam tetap baik.

Inisiatif kecil ini menjadi bukti bahwa teknologi tepat guna adalah pilar penting bagi penguatan ekonomi kerakyatan. Melalui mesin perontok bulu ayam manual, Sub Kelompok 8 KKN NR7 Untag Surabaya berharap dapat meninggalkan kontribusi nyata bagi warga Balongsari. Semoga inovasi sederhana ini terus dikembangkan dan menjadi inspirasi bagi kegiatan pengabdian masyarakat di wilayah lain.

————— *** ——————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru