25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Peningkatan Kualitas dan Daya Tarik Produk UMKM Kuliner Tradisional


Penyuluhan Alat Pengemas Press Minuman Dawet labu di Penanggungan, Trawas
Oleh :
Amalia Juang Lasmawati
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya sedang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sub kelompok 5 – KKN Reguler 36 di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto

Dawet merupakan minuman tradisional yang menyegarkan dan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tradisional kuliner Indonesia. Namun, di tengah gempuran aneka minuman modern, produk tradisional seperti dawet membutuhkan sentuhan inovasi dan teknologi agar tetap relevan dan menarik bagi pasar yang lebih luas.

Desa Penanggungan adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.Desa Penanggungan di Mojokerto merupakan salah satu daerah memiliki potensi pertanian yang cukup besar, terutama dalam produksi hasil hortikultura seperti waluh (labu kuning) yang dibuat oleh UMKM milik Bu Rika di Dusun Kemendung.

Bu Rika merupakan seorang pelaku usaha mitra UMKM yang telah lama berkecimpung dalam dunia kuliner tradisional. Fokus utama usahanya terletak pada pengolahan makanan dan minuman yang berbahan dasar hasil pertanian lokal, terutama labu kuning (waluh) yang banyak ditemukan di Desa Penanggungan.

Salah satu inovasi dawetnya adalah “Dawet Labu,” yaitu minuman dawet yang dipadukan dengan labu kuning, menghasilkan cita rasa manis yang unik sekaligus kaya akan nilai gizi. Menggunakan labu kuning sebagai bahan utama yang kaya akan manfaat dan banyak dibudidayakan di desa tersebut produk ini menawarkan cita rasa khas yang tidak mudah ditemukan pada minuman lainnya.

Berita Terkait :  Dorong Partisipasi dan Persatuan Jelang Pilkada 2024

Desa Penanggungan memiliki berbagai macam UMKM dari berbagai desa, terutama dalam mitra Bu Rika yang terletak di dusun Kemendung Mojokerto. Mitra Bu Rika menjual aneka macam masakan dan memberikan inovasi kepada minuman dawet dengan menggunakan bahan labu kuning.Namun, sayangnya dari sisi pengemasan dan tampilan, produk ini masih terkesan tradisional dan belum mampu menarik perhatian konsumen modern secara maksimal .Padahal, di era digital / modern saat ini semua tergantung dengan teknologi contohnya, Alat press minuman.

Masalah utama yang dihadapi Bu Rika bukan pada kualitas produk, melainkan pada tampilan visual dan daya saing produk. Dalam dunia pemasaran modern, tampilan seringkali menjadi kesan pertama yang menentukan keputusan beli konsumen.

Di dalam proses penutupan kemasan dawet yang terdapag di UMKM mitra Bu rika masih menggunakan cara manual. Hal ini membuat tampilan produk kurang menarik, mudah tumpah, dan sulit untuk dipasarkan dalam skala yang lebih luas, meskipun permintaan mulai meningkat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa KKN R36 dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya hadir dengan semangat sinergi dan dengan memberikan solusi. Setelah melakukan observasi dan identifikasi kebutuhan secara langsung, rencana mahasiswa KKN R36 Untag Surabaya memperkenalkan, memberikan alat sekaligus melatih penggunaan alat press minuman kepada Bu Rika.

Alat ini tergolong teknologi yang sederhana namun efektif, karena mampu menghasilkan kemasan cup yang tertutup rapat, bersih, dan terlihat lebih modern.Kegiatan penyuluhan yang dilakukan mahasiswa tidak hanya sebatas praktik penggunaan alat, tetapi juga mencakup edukasi tentang pentingnya tampilan kemasan, ketahanan produk dalam distribusi, hingga teknik pemasaran berbasis visual.

Berita Terkait :  Mengapa Kita Perlu Cinta?

Mahasiswa turut mendampingi proses produksi serta membantu mendesain stiker label produk dengan identitas khas seperti “Kedai Cita Rasa Bu Rika,” sebagai bagian dari penguatan citra merek lokal. Mitra yang menjual berbagai macam aneka masakan dan minuman.

Dengan adanya alat press minuman tersebut, kini dawet labu dapat dikemas dalam cup plastik yang tersegel secara rapi menggunakan penutup bergambar menarik, sehingga menambah nilai estetika produk sekaligus memberi rasa aman bagi konsumen. Kemasan yang lebih higienis dan praktis ini memudahkan pemasaran ke berbagai tempat, mulai dari bazar kuliner hingga penjualan online.

Kini, Dawet Labu Bu Rika dari Desa Penanggungan melangkah dengan langkah baru. Dengan adanya dukungan teknologi tepat guna dan semangat kolaboratif antar mahasiswa dan mitra, produk lokal ini siap kembali merebut hati konsumen masa kini tanpa meninggalkan cita rasa tradisional.

Dampak yang diberikan oleh mahasiswa Untag Surabaya kepada mitra Bu Rika yaitu pertama, dari segi tampilan produk, dawet labu kini memiliki kemasan yang sejajar dengan minuman kekinian bersih, rapi, dan tampak profesional. Perubahan ini tidak hanya meningkatkan nilai estetika, tetapi juga memperkuat aspek keamanan pangan dan memberikan motivasi tehadap UMKM lain sehingga menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap mutu dan kebersihan produk.

Dari segi penampilan produk dawet labu kini tampil dengan wajah baru, segar, modern, dan tetap bercita rasa lokal. Produk dawet labu menjadi lebih higienis dan tahan lama karena dikemas dengan alat press yang rapi dan kedap udara, kemasan menarik memberikan kesan profesional dan meningkatkan minat beli masyarakat dan Pelaku UMKM/ mitra mendapat wawasan baru tentang pentingnya kemasan, teknik pengemasan, dan pemasaran produk secara lebih modern.

Berita Terkait :  Waspada Deflasi "Semu"

Dari sisi kepercayaan diri pelaku UMKM pelatihan dan pendampingan yang diberikan mahasiswa telah membangkitkan rasa percaya diri baru pada Bu Rika tidak lagi merasa tertinggal oleh arus modernisasi, tetapi justru bangga karena produknya kini mampu bersaing di tengah pasar kekinian.

Label “Kedai Cita Rasa Bu Rika” bukan lagi hanya keterangan geografis, tetapi telah berubah menjadi identitas kuat yang bernilai jual.Kami ucapkan terima kasih atas pihak yang terlibat dan artikel opini di dukung oleh Ryan Marya Rachmawan Putra, Faishal Nabil Afifrado, Amalia Juang Lasmawati, Fitriyatul Fadila dan Widyaning Rahayu selaku sub kelompok 5 KKN Reguler 36,mahasiswa aktif di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang melakukan pengabdian di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. [*]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru