Pemprov Jatim, Bhirawa.
NGO Konsorsium Lingkungan Hidup (KLH) dengan dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Workshop Penguatan Sumberdaya Manusia Masyarakat Bantaran Sungai Surabaya. Workshop digelar dalam rangka memberikan pemahaman dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sungai.
Kegiatan yang diselenggarakan di Ibis Style Kota Surabaya ini dihadiri seluruh RW maupun Lurah yang berada di wilayah sepanjang bantaran Sungai Surabaya. Mulai dari wilayah Gresik, Sidoarjo dan Surabaya. Selain itu KLH dari Banten dan Pekalongan juga turut hadir.
Workshop mengundang Ndalem Pojok Situs Kediaman Soekarno untuk menyampaikan materi Sungai sebagai Sumber Inspirasi Dalam membentuk Jati Diri Bangsa. Direktur KLH menyampaikan materi Peran serta Masyarakat dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan Sungai.
Perum Jasa Tirta I menyampaikan Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pengendalian Daya Rusak Air. DLH Jatim memaparkan materi Langkah Pengaduan Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan.
Sedangkan Dinas PU SDA Jatim memberikan materi Pengelolaan Sempadan Sungai dan Badan Air Lainnya Sebagai Pusat Pemberdayaan Dan Edukasi Masyarakat (Ekoriparian). Selama workshop berlangsung, peserta sangat aktif dalam sesi berdiskusi.
Direktur KLH, Imam Rochani menyampaikan, pihaknya menginginkan agar warga masyarakat bantaran memiliki kesadaran dan berperan aktif terhadap pentingnya kelestarian lingkungan sungai.
“Dengan workshop ini diharapkan ada penguatan pada SDM masyarakat bantaran sungai,” katanya.
Harapannya, warga bantaran bisa menjadikan lingkungan dengan program Ekoriparian. Ekoriparian merupakan program pengelolaan sempadan sungai dan badan air lainnya yang dilengkapi dengan pembangunan infrastruktur hijau pengelolaan air limbah dan juga sebagai pusat pemberdayaan dan edukasi masyarakat.
Usai workshop, Imam bersama Tim Patroli Air Terpadu Jatim kembali berupaya juga melakukan rembuk lingkungan dengan memberikan sosialisasi serta diskusi aktif dengan warga bantaran sungai.
Salah satu program yang digagas untuk warga bantaran adalah Geblak atau Gerakan Balik Kanan. Program itu mengubah rumah warga yang membelakangi sungai menjadi menghadap sungai.
Selain itu, disampaikan pula program pemanfaatan eceng gondok sebagai pupuk dan pakan ternak. Ditempat yang sama, PPLH Ahli Muda DLH Jatim, Feny Tri Wahyuti menyampaikan, agar setiap pengaduan berkaitan dengan lingkungan sungai bisa langsung melalui aplikasi SP4N Lapor.
“Sehingga laporan bisa langsung sampai pada instansi berkaitan dan ada penyelesaian permasalahan,” katanya.
Analis Sumber Daya Air Bidang Manfaat Dinas PU SDA Prov Jatim, Hermawan Kurnianto mengapresiasi workshop yang dinilainya sangat bagus.
“Tidak mudah mengumpulkan masyarakat untuk memberikan sosialisasi berkaitan dengan regulasi, pengawasan, larangan dan hal teknis lainnya. Ini sangat bermanfaat,” ujarnya.
Ia juga mengatakan kegiatan workshop seharusnya diakhiri berita acara, roadmap atau kesepakatan bersama untuk tindak lanjut untuk kegiatan selanjutnya.
“Dari workshop tadi saya melihat ada tiga hal yang bisa dikunci, namun ke depan bagaimana? Dan ini semua menjadi pekerjaan rumah kita bersama terkait penyelenggaraan kegiatan untuk menjaga kelestarian sumber daya air,” pungkasnya. [rac.dre]