Sidoarjo, Bhirawa
Wisata religi di Makam Dewi Sekardadu yang ada di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, sudah waktunya perlu mendapat pendampingan dari Pemkab Sidoarjo, sebagai salah satu destinasi desa wisata di Kabupaten Sidoarjo.
Setiap Hari Minggu meski lokasinya berada di daerah terpencil, di sebelah timur Kabupaten Sidoarjo, tetapi selalu dikunjungi para peziarah. Baik dari Kota Sidoarjo sendiri, dari luar kota bahkan luar provinsi Jawa Timur. Para peziarah biasanya berdoa di makam Dewi Sekardadu, yang merupakan ibu kandung Sunan Giri, salah satu Wali Songo yang terkenal di tanah Jawa.
Menuju ke lokasi, para peziarah bisa menempuh akses lewat jalur sungai dan jalur darat. Akses sungai, bisa lewat dermaga perahu yang ada di pasar ikan Sidoarjo, yang berada di jalan lingkar timur Sidoarjo. Satu perahu yang disewakan berisi sekitar 20 orang biaya sewa untuk berangkat dan kembali sebesar Rp500 ribu.
Sekitar satu jam perjalanan untuk menuju ke lokasi di timur Kabupaten Sidoarjo itu. Dalam perjalanan melewati sungai para peziarah bisa menyaksikan pemandangan hijau yang masih alami. Pepohonan dan tumbuhan yang tumbuh di pinggir sungai besar di Kabupaten Sidoarjo itu.
Di kanan kiri perahu yang menggunakan mesin tempel itu, peziarah juga bisa melihat gerombolan burung bangau warna putih yang sedang nangkring di pepohonan air. Juga kadang ada kicauan berbagai burung liar yang berkeliaran di alam bebas. Terkadang berpapasan dengan perahu lainnya. Sehingga ada yang sampai menyebut suasana itu seperti akan memasuki kawasan pedalaman di hutan belantara Kalimantan.
Ada dua pengalaman yang akan dialami peziarah bila ke lokasi makam Dewi Sekardadu. Pertama, selain bisa berwisata alam melalui perjalanan seperti petualangan dengan naik perahu di daerah terpencil, kedua, peziarah akan bisa berdoa di makam Dewi Sekar Dadu, yang berada di tengah-tengah kawasan tambak yang luas daerah itu.
Bila menempuh akses dari darat, peziarah bisa menggunakan motor melewati jalan setapak di pinggir kawasan tambak. Panjang jalan yang sudah dipaving itu diperkirakan 7 hingga 10 km. Ditempuh dari Desa Sawohan Kecamatan Buduran.
Namun, lewat akses jalur darat ini perlu kehati-hatian dan ketrampilan dalam berkendara. Sebab kalau tidak, pengendara dikhawatirkan bisa tergelincir ke dalam tambak. Sebab lebar jalan kira-kira hanya 1.5 meter saja.
Belum lama ini, pada akhir pekan lalu rombongan peziarah dari Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang, sekitar 90 orang, berziarah ke wisata religi ini. Rombongan kelompok yasinan, bapak dan ibu itu, berdoa dan mengaji di kawasan makam Dewi Sekardadu.
Ngatemin, salah satu peziarah mengatakan, rombongan yasinan di desanya itu baru pertama kali berziarah ke tempat ini. Informasi adanya makam Dewi Sekardadu, yang merupakan ibunda Sunan Giri itu diperoleh dari seorang ustad, pembimbing kelompok yasinan di tempat mereka.
“Kalau saya sudah 19 kali kesini, karena ada waliullah, ibu yang melahirkan Sunan Giri,” kata Kiai Nur, pembimbing kelompok yasinan itu.
Kiai Nur membawa rombongan yasinan, yang naik 2 bus kecil. Rombongan akan kembali lagi berziarah, nanti kalau biayanya sudah terkumpul lagi. Sebab, akan dipakai untuk sewa bus dari Jombang ke Sidoarjo dan untuk biaya sewa perahu saat menuju ke lokasi makam ini.
Juru kunci di makam Dewi Sekardadu, Sutrisno, usia sekitar 60 an tahun, menyampaikan kalau pada akhir pekan, di tempat itu banyak peziarah datang. Kalau dari luar kota, ada dari Kediri, Malang, Ponorogo, Mojokerto dan Jombang. Bila luar provinsi, ada dari Solo, Tegal dan Pekalongan.
“Bila pas Hari Suroan, banyak yang datang sampai ada yang menginap di sini,” kata mantan perangkat dusun itu.
Sutrisno juga membenarkan akses jalan darat menuju lokasi makam religi itu perlu segera dibenahi. Karena saat ini kondisinya sedang rusak. Akibat faktor alam. ”Yang naik motor itu biasanya peziarah dari sekitar Sidoarjo sini,” katanya.
Warga dusun setempat, di sekitar lokasi wisata makam Dewi Sekardadu itu, terkadang ada yang memanfaatkan berjualan untuk oleh – oleh. Ada yang jualan kerupuk matang, juga ada kerupuk mentah. Yang bahannya dari ikan, yang didapat di sekitar tempat itu yang banyak tambak ikan. [kus]