26 C
Sidoarjo
Sunday, December 7, 2025
spot_img

Penderita HIV di Kabupaten Malang Meningkat Tetap Dapat Pengobatan


Kab Malang, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang terus meningkatkan pencegahan penularan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV). Mengingat, kasus penularan HIV tersebut meningkat, sejak tahun 2024 hingga 2025 ini.

Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Dinkes Kabupaten Malang Chairiyah, Minggu (7/12), kepada wartawan, bahwa jumlah kasus penularan penyakit HIV di Kabupaten Malang, pada Januari-November 2024, ditemukan 405 kasus baru, dan pada Januari-November 2025 ditemukan 421 kasus baru.

Artinya, dalam satu tahun terakhir ini terjadi peningkatan penderita HIV di Kabupaten Malang. Sementara, penderita HIV tidak hanya kaum laki-laki saja, tapi juga kaum perempuan berusia 25 tahun sampai 49 tahun.

“Kasus HIV ini jumlahnya meningkat mencapai 3,8 persen, jika dibanding tahun sebelumnya,” kata dia.

Menurutnya, meski banyak ditemukan kasus baru penderita HIV, namun mereka tetap mendapatkan pengobatan, dan jumlah infeksi tersebut juga bisa ditekan. HIV ini merupakan virus yang merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh. Sementara, sel-sel itu berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.

Dan jika sel-sel tersebut rusak dan jumlahnya berkurang, maka daya tahan tubuh kita akan melemah. Sehingga mudah terkena infeksi dan penyakit lainnya. Sehingga jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit HIV itu dapat berkembang menjadi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Apabila sudah terkena AIDS, maka sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah dan tidak mampu melawan infeksi.

Berita Terkait :  HPP Gabah Rp6500 di Jombang, Beras Diharapkan Naik Rp12500

Tingginya kasus HIV di Kabupaten Malang ini, terang Chairiyah, karena terdapat berbagai hal. Seperti terbatasnya informasi yang benar tentang HIV di kalangan masyarakat. Mulai dari penyebab, cara penularan, cara pencegahan, hingga pengobatan maupun penanganan HIV. Selain itu juga, ada stigma negatif dan diskriminasi terhadap penderita HIV.

Selain itu juga, adanya keterlambatan dalam deteksi dini HIV. “Rata-rata mereka datang untuk tes HIV, namun jika muncul tanda gejala HIV tentunya itu sudah terlambat,” ujarnya.

Sebenarnya, dia menjelaskan, jika merasa melakukan perilaku berisiko HIV, secara sukarela harus melakukan tes, agar diketahui gejala muncul dan berkembang menjadi AIDS. Karena gejala orang yang terpapar HIV tidak bisa terlihat. Sebab, pasien itu akan bertingkah laku seperti orang sehat pada umumnya. Namun, semakin lama ketika virus semakin berkembang, sistem imun akan memburuk. Dan jjika orang yang sistem imunnya baik, masih bisa melawan bakteri dan bisa terhindar penyakit.

“Namun, jika orang yang terpapar HIV, tidak bisa melawan bakteri itu dan mudah terserang penyakit lain. Karena virus tersebut juga tidak bisa dihilangkan. Namun, perkembangannya dapat dikendalikan melalui pengobatan Antiretroviral (ARV),” ujar Chairiyah. [cyn.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru