Jakarta, Bhirawa
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas terus mengakselerasi penanganan darurat untuk mengurangi risiko lanjutan pasca erupsi Gunung Semeru, khususnya potensi banjir lahar dan aliran material vulkanik yang dapat mengancam permukiman warga.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan bahwa kesiapsiagaan infrastruktur dan sumber daya Kementerian PU menjadi bagian penting dalam mendukung penanganan bencana di berbagai daerah.
“Kami memastikan dukungan peralatan dari balai-balai teknis bisa digerakkan kapan pun diperlukan, termasuk untuk membuka akses dan membantu proses evakuasi,” kata Menteri Dody di Jakarta, Senin (08/12).
Kepala BBWS Brantas Muhammad Noor mengatakan, untuk penanganan darurat di lapangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas telah menurunkan alat berupa 4 unit excavator, 2 unit wheel loader dan 1 unit bulldoze.
Penanganan darurat dilakukan dengan melakukan normalisasi alur Sungai, baik di bagian hulu maupun hilir. Bagian hulu difokuskan untuk membuka jalur aliran baru guna mengurangi tekanan aliran material dari arah gunung dengan pembuatan sudetan alur sungai dengan spesifikasi lebar ±10 meter dan tinggi tanggul 8 meter sepanjang 500 meter.
“Hingga hari ini, sekitar 200 meter sodetan dari arah hulu telah berhasil dibuka,” terang Muhammad Noor.
Menurut Mohammad Noor, di bagian hulu juga dilakukan peninggian tangkis sepanjang ±100 meter telah selesai dilaksanakan untuk memperkuat perlindungan alur sungai.
“Langkah-langkah ini bertujuan mengarahkan aliran material vulkanik ke jalur yang lebih aman dan mengurangi potensi limpasan ke area rawan,” kata Muhammad Noor.
Sedangkan Untuk penanganan bagian Hilir difokuskan kepada perlindungan permukiman penduduk dengan melakukan penutupan alur sungai di lokasi dekat permukiman warga,” penutupan alur sungai telah 100% selesai, dengan pembangunan tanggul setinggi 4 meter sepanjang 500 meter,” terang Muhammad Noor.
“Pada bagian hilir juga dilakukan pekerjaan peninggian tanggul existing, pembangunan tanggul baru, serta pembukaan alur sungai terus dilakukan agar aliran tidak mengarah ke permukiman dan risiko banjir dapat ditekan,” tambah Muhammad Noor.
Muhammad Noor menambahkan, Kementerian PU memastikan seluruh kegiatan di lapangan terus dipantau dan dievaluasi agar penanganan darurat dapat berjalan cepat, efektif, dan adaptif terhadap perkembangan kondisi alam.
“Kami memprioritaskan keselamatan masyarakat. Penanganan di hulu dan hilir dilakukan paralel agar aliran sungai terkendali dan tidak menimbulkan dampak lanjutan,” tandas Muhammad Noor.
Sebagai bagian dari upaya percepatan penanganan darurat, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali menurunkan sebanyak 2 unit excavator untuk mendukung pekerjaan untuk pembersihan di sepanjang Jembatan Besuk Kobokan.
Kementerian PU akan terus bekerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memastikan penanganan darurat pasca erupsi berjalan optimal hingga masa pemulihan. [ira.gat]


