28 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Pemprov Jatim Perketat Pengawasan Ternak Jelang Iduladha


Bojonegoro, Bhirawa
Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit hewan menular serta pengendalian lalu lintas ternak menjelang Iduladha 1446 H, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Bakorwil II Bojonegoro menggelar Rapat Koordinasi (rakor) dan Sinkronisasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari kabupaten/kota di wilayah kerja Bakorwil II.

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Bakorwil II Bojonegoro, Agung Subagyo diwakili Kabid Pembangunan Ekonomi, Johan Fitriadi menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor dalam menghadapi potensi meningkatnya pergerakan ternak selama Iduladha.

“Jawa Timur memiliki populasi sapi potong tertinggi di Indonesia, mencapai 4,9 juta ekor, serta lebih dari 300 ribu sapi perah. Ini menjadi kekuatan sekaligus tantangan dalam pengawasan distribusi dan kesehatan hewan,” ujar Johan dalam sambutannya, kemarin (22/5).

Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pelaksanaan dari Peraturan Menteri Pertanian RI No. 17 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pengawasan Lalu Lintas Hewan dan Produk Hewan. Salah satu poin penting adalah pengetatan pengawasan terhadap ternak yang masuk dari luar provinsi.

Rakor ini menjadi ajang evaluasi dan konsolidasi antar instansi, mulai dari dinas peternakan, kesehatan, aparat keamanan, hingga organisasi peternak, guna memperkuat sistem pengawasan dan deteksi dini.

Dalam paparannya, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi Jatim, drh. Heni Aristi, mengungkapkan data sebaran kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jatim sejak 1 Desember 2024 hingga 20 Mei 2025. Tercatat sebanyak 21.438 kasus, dengan 1.035 ekor sapi masih sakit (4,83%), 1.344 mati (6,27%), 18.434 sembuh (85,99%), dipotong paksa 625 ekor (2,92%).

Berita Terkait :  Wujudkan Ketahanan Pangan, Babinsa Pos Mojoanyar Bareng Poktan Panen Jagung

Secara rinci, Kabupaten Bojonegoro mencatat 938 kasus, dengan 90 ekor mati dan 804 sembuh. Di Tuban, tercatat 812 kasus dengan 57 kematian dan 744 sembuh.

“Sedangkan Lamongan memiliki 1.490 kasus, dengan 94 kematian dan 1.291 sembuh,” terangnya.

Upaya Penanganan Penyakit Hewan Menular dan Lalu Lintas Ternak.Dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, drh. Faris Dimaswangi, menyampaikan penyakit hewan menular (PHM) adalah penyakit yang dapat menyebar dari satu hewan ke hewan lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui berbagai media seperti udara, air, pakan, alat, manusia, atau vektor (seperti serangga dan tikus).

Tujuan utama penanganan PHM adalah untuk mencegah penularan, melindungi populasi ternak yang sehat, menjaga kesehatan masyarakat dan lingkungan, serta menjamin keberlanjutan produksi peternakan.

“Sebagai langkah preventif, Pemkab Bojonegoro telah melakukan vaksinasi ternak secara masif yang tersebar di 28 kecamatan, serta membatasi lalu lintas ternak, terutama dari wilayah terdampak,” ujarnya.

Dengan sinergi lintas sektor yang terus diperkuat, Pemprov Jatim berharap lalu lintas ternak menjelang Iduladha 2025 dapat berlangsung aman, tertib, serta menjamin ketersediaan hewan kurban yang sehat bagi masyarakat. [bas.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru