Pemkot Probolinggo, Bhirawa
Dalam upaya memperkuat akuntabilitas dan tata kelola keuangan di lingkungan pemerintahan, Pemerintah Kota Probolinggo menggelar kegiatan Training of Trainer (TOT) bertema “Save Smart, Live Better”, Jumat pagi (11/7), di Puri Manggala Bhakti.
Kegiatan ini diikuti 210 peserta dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan perwakilan lembaga daerah, acara yang juga dihadiri oleh Kepala OJK Malang Farid Faletehan, para asisten, staf ahli wali kota, kepala OPD, camat, lurah, unsur perbankan, serta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Dalam sambutannya, Wali Kota menekankan pentingnya perencanaan keuangan yang cermat dan bijak sebagai bentuk tanggung jawab ASN terhadap masa depan mereka dan keluarganya.
“Sebagai ASN, kita harus menjadi contoh dalam manajemen keuangan pribadi yang sehat. Jangan sampai penghasilan tetap menjadi jebakan karena tidak diimbangi dengan pengelolaan yang tepat,” tegas Wali Kota Aminuddin.
Ia menambahkan, ASN perlu waspada terhadap praktik keuangan ilegal yang kerap menyasar pegawai dengan penghasilan tetap. Wali kota menyoroti bahwa gaya hidup konsumtif sering kali menjadi penyebab utama permasalahan keuangan, khususnya menjelang masa pensiun.
“Sebagai dokter saya tahu, saat pensiun hanya 25% kapasitas tubuh bisa pulih alami. Jika saat itu dibebani masalah keuangan, maka penderitaan akan bertambah dua kali lipat. Mulailah dari sekarang untuk hidup hemat dan berinvestasi secara legal,” pesannya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Wawan Soegyantono, dalam laporannya menyampaikan bahwa pelatihan ini dirancang untuk membentuk ASN sebagai agen perubahan dalam menyebarluaskan pemahaman produk-produk pasar modal, baik di lingkungan kerja maupun masyarakat.
“ASN memiliki peran strategis sebagai akselerator literasi keuangan, tidak hanya di internal pemerintahan, tetapi juga sebagai panutan di lingkungan sosialnya. Ini bagian dari penguatan reformasi birokrasi yang berorientasi pelayanan dan akuntabilitas publik,” jelas Wawan.
Kepala OJK Malang Farid Faletehan dalam pemaparannya menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo terbilang positif, yakni mencapai 5,2%, di atas rata-rata nasional 4,9%. Ia juga menilai tingginya angka kredit di Probolinggo menunjukkan geliat ekonomi yang hidup.
Namun demikian, ia memberi catatan penting bahwa ASN tetap menjadi kelompok rentan terhadap investasi bodong dan pinjaman online ilegal.
“Karena punya gaji tetap, ASN jadi sasaran empuk keuangan ilegal. Literasi keuangan bukan pilihan lagi, tapi keharusan,” tegas Farid.
TOT ini menghadirkan pemateri dari OJK, Bursa Efek Indonesia (BEI), serta perencana keuangan dari kalangan perbankan. Mereka memberikan edukasi seputar pengenalan produk pasar modal, cara berinvestasi yang sah dan menguntungkan, serta strategi pengelolaan keuangan pribadi bagi ASN.
Wali Kota Probolinggo berharap agar kegiatan ini menjadi awal dari transformasi mindset ASN, khususnya dalam membentuk budaya finansial yang sehat, transparan, dan akuntabel.
“Pelatihan ini harus menjadi titik balik perubahan pola pikir ASN kita. Jika ASN mampu mengelola keuangannya dengan bijak, maka pelayanan publik pun akan lebih tenang, fokus, dan bermartabat. Ini adalah bagian dari tanggung jawab moral dan birokratis,” tandas Aminuddin. (fir.dre)


