Suasana edukasi dan penyuluhan Kesehatan yang digelar Dinkes Kota Batu di PP Baitul Abidin kota setempat, Sabtu (27/9). (Anas/Bhirawa)
Kota Batu,Bhirawa.
Pemerintah Kota Batu berkomitmen untuk menjadikan semua pondok pesantren (ponpes) di kota ini lebih sehat dan memiliki kemandirian dalam menjaga kesehatan. Karena itu Pemkot Batu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar Pendampingan Kesehatan ke semua ponpes yang ada.
Di bulan September ini sudah ada lima pondok pesantren (PP) di Kota Batu yang menjadi target sasaran pendampingan kesehatan ini. Yaitu, PP Darul Hafsoh, PP Roudlotul Ummah, PP Assunnnah, PP Tarbiyatul Quran, dan PP Baitul Abididin. Dan pada Sabtu (27/9) ini, Dinkes Kota Batu memberikan pendampingan kesehatan di PP Baitul Abidin.
“Dan setiap melaksanakan Pendampingan Kesehatan ke pesantren, kita menggandeng puskesmas yang ada di masing- masing wilayah kecamatan tempat pesantren berada,” ujar Nikmatul Khoiriyah, Tenaga Ahli Muda Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku di Dinkes Kota Batu.
Perempuan yang akrab disapa Bu Yayak ini menjelaskan bahwa tenaga yang terlibat di setiap puskesmas meliputi, tenaga promosi kesehatan, tenaga Epidiomologi yang membahas penyakit menular, tenaga AUSRREM yang membahas anak usia sekolah dan remaja, tenaga Gizi, tenaga NAPZA yang membahas narkotika psikotropika dan zat adiptif, serta tenaga Kesehatan Lingkungan (Kesling).

Dengan pemaparan yang diberikan petugas yang ahli di bidangnya, diharapkan warga pesantren bisa memiliki bekal ilmu kesehatan yang lebih memadai. Dengan demikian mereka bisa lebih mandiri dalam menghadapi fenomena atau keluhan kesehatan yang kerap muncul.
Untuk itu pula Dinkes Kota Batu terus mendorong agar di setiap pesantren untuk mendirikan ataupun mengaktifkan kembali Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Untuk itu dinkes siap mendukung penyiapan tenaga Santri Husada yang akan menjadi penggerak Poskestren tersebut.
“Para tenaga Santri Husada ini akan kita bantu dalam pemberian pembekalan tentang ilmu kesehatan dan penanganannya. Dengan demikian mereka akan memiliki kemampuan dalam memberikan penanganan pertama pada masalah kesehatan yang kerab muncul di pesantren,” jelas Yayak.
Tak hanya pembekalan, selama pelaksanaan Pendampingan Kesehatan juga dilakukan edukasi serta screening atau pemeriksaan kesehatan untuk para santri. Di antaranya, pemeriksaan gula darah, kandungan darah merah (HB), pertumbuhan fisik, kondisi gizi, hingga TBC. Dan dalam screening di PP Baitul Abidin tadi, hanya ditemukan seorang santri yang mengalami anemia.
Ditambahkan tenaga AUSREM dan NAPZA di Puskesmas Beji, Erwind Ernawanto bahwa petugas puskemas siap mendukung program pendampingan kesehatan kepada para santri yang mayoritas remaja dan anak sekolah dalam menjaga kesehatan. Termasuk melindungi mereka dari bahaya NAPZA.
Diketahui, saat ini ancaman NAPZA yang paling sering menimpa remaja termasuk santri adalah ajakan merokok. Meskipun di tahun ini angka perokok sudah mengalami penurunan. Dan hal ini harus tetap dipertahankan atau bahkan ditingkatkan agar bahwa merokok semakin bisa diminimalisir.
“Karena bahaya rokok tidak hanya mengancam para perokok aktif tetapi juga orang- orang yang tidak merokok namun berada di sekitar orang yang sedang merokok,” ujar Erwind.

Dan dengan adanya Poskestren dan tenaga Santri Husada di dalamnya akan membuat kehidupan semua pesantren di Kota Batu menjadi lebih sehat dan memiliki kemandirian dalam mewujudkan kesehatan. “Dengan demikian pondok pesatren tidak harus menunggu istruksi instansi lain untuk bisa memperbaiki kesehatan, tetapi mereka memiliki inisiatif sendiri untuk bisa mewujudkan hidup sehat,”tegas Yayak.
Komitmen ini ‘bak gayung bersambut’ oleh pondok pesantren. Seperti dikatakan Pengasuh Ponpes Baitul Abidin, KH Ghufron Maulana. Ia mengaku welcome atau terbuka terhadap program kesehatan yang dimiliki dinkes. Bahkan sebagai pengasuh ia justru berharap program- program tersebut bisa berjalan secara berkelanjutan.
“Kami berharap kalau ada kesempatan lagi, santri- santri kita diberi penyuluhan dan pembekalan kesehatan lagi oleh dinkes dan atau puskesmas. Karena hal itu merupakan transformasi langsung ilmu- ilmu kesehatan kepada para santri,” harap Ghufron.(adv.nas)


