30 C
Sidoarjo
Friday, December 19, 2025
spot_img

Pemberdayaan Ibu PKK Dusun Sosoh melalui Produk Olahan Susu Rumahan

Di tengah ketidakpastian ekonomi, kelompok ibu-ibu PKK kembali menjadi tumpuan harapan bagi keluarga dan masyarakat desa. Tidak hanya sebagai penggerak kegiatan sosial, kini peran ibu PKK terus berkembang menjadi agen pemberdayaan ekonomi. Di Dusun Sosoh, potensi ini terbuka lebar, terutama melalui pemanfaatan hasil ternak lokal-susu sapi-yang selama ini hanya dijual sebagai produk segar dengan nilai tambah yang rendah.

Dusun Sosoh, sebagaimana banyak dusun lain di pedesaan Indonesia, memiliki hasil peternakan susu sapi yang melimpah. Sayangnya, sebagian besar susu hanya dijual dalam bentuk mentah kepada pengepul atau pabrik, dengan harga yang cenderung fluktuatif dan seringkali merugikan peternak. Di sisi lain, masyarakat belum sepenuhnya menyadari bahwa susu sapi memiliki potensi besar untuk diolah menjadi berbagai produk konsumsi rumahan yang tidak hanya lezat, tetapi juga bernilai jual tinggi.

Produk olahan seperti pie susu, permen susu, dan stik susu adalah contoh kecil dari banyak inovasi kuliner yang bisa dikembangkan oleh ibu-ibu PKK. Selain teknik pembuatannya yang relatif mudah dan dapat dilakukan di rumah, produk ini juga punya pasar yang luas-baik di kalangan anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Dengan kemasan yang menarik dan rasa yang khas, produk rumahan ini mampu bersaing bahkan di toko oleh-oleh kota besar.

Namun, potensi saja tidak cukup. Diperlukan pendampingan, pelatihan, dan penguatan kapasitas untuk mewujudkan impian ekonomi keluarga berbasis olahan susu ini. Di sinilah peran PKK menjadi sangat penting. PKK bukan hanya wadah sosial, melainkan organisasi akar rumput yang mampu menggerakkan ibu-ibu secara kolektif. Melalui pelatihan pembuatan produk olahan susu dan pengelolaan usaha kecil, ibu PKK dapat mengoptimalkan sumber daya lokal untuk menjadi motor ekonomi desa.

Berita Terkait :  Edukasi Kelola Sampah pada Anak Yatim, hantarkan Chika Alifia Wijaya Raih Champion 2024 Asian Girls Campaign

Pemberdayaan ini pun sejalan dengan prinsip ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Dengan mengolah sendiri hasil ternak, nilai ekonomi susu sapi tidak lagi mengalir ke luar desa, melainkan berputar di dalam komunitas. Bahkan, jika dilakukan secara konsisten dan profesional, produk-produk ini bisa masuk ke pasar daring, merambah marketplace, dan menjadi ciri khas dusun.

Langkah awalnya bisa sederhana: pelatihan membuat pie susu yang lezat, percobaan membuat stik susu yang renyah, atau mengolah permen susu yang digemari anak-anak. Setelah itu, dilanjutkan dengan pelatihan branding, pengemasan, hingga pemasaran. Di sinilah kolaborasi antar pihak menjadi penting: pemerintah desa, instansi pemberdayaan masyarakat, hingga kampus dan mitra usaha bisa dilibatkan.

Lebih dari sekadar kegiatan keterampilan, program olahan susu ini menyentuh isu yang lebih dalam: kemandirian perempuan desa. Ibu-ibu tidak lagi sekadar penonton dalam roda ekonomi, tetapi penggerak aktif yang mampu menciptakan produk, membuka lapangan kerja kecil, dan menambah penghasilan rumah tangga. Ketika dapur menjadi tempat inovasi, dan hasilnya bisa dijual ke pasar, maka kepercayaan diri ibu PKK pun meningkat.

Dusun Sosoh punya potensi besar untuk memulai gerakan ini. Susu sapi melimpah, semangat ibu-ibu tinggi, dan kebutuhan ekonomi semakin menuntut kreativitas. Maka sekarang saat yang tepat. Saatnya PKK bukan hanya dikenal karena arisan dan posyandu, tetapi juga karena pie susu buatan tangan ibu-ibu yang laris manis di pasar desa hingga kota.

Berita Terkait :  KKMA Situbondo Gelar Penguatan Pelatihan Kompetensi Kerjasama dengan Balai Diklat Keagamaan Surabaya

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tim KKN Subkelompok 9 dari KKN R9 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Moch. Kemal Al Farizi sebagai Ketua Subkelompok dan Firzi Abi Pramanda, Dila Estiyana, Lina Permata Sari sebagai anggota dengan bimbingan dari bapak Dr. Muhammad Yasin, SE., MM. kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mahfud Sulaiman selaku Kepala Desa Cepokolimo beserta jajaran perangkat desa, serta ibu-ibu PKK Dusun Soso Desa Cepokolimo yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Jika satu dusun saja bisa memulai, maka desa-desa lain bisa meniru. Jika satu produk bisa diterima pasar, maka ratusan produk lain bisa dikembangkan. Dan jika ibu-ibu diberdayakan, maka bukan hanya ekonomi yang bangkit, tapi juga martabat komunitas lokal.

Program pelatihan pengolahan susu sapi menjadi produk rumahan seperti pie susu, permen susu, dan stik susu di Desa Cepokolimo telah berhasil memberdayakan masyarakat, khususnya Ibu-Ibu PKK. Dengan keterampilan yang diperoleh, mereka tidak hanya mampu mengolah susu menjadi produk bernilai jual tinggi, tetapi juga membuka peluang usaha rumahan yang berkelanjutan. Pemberdayaan ekonomi berbasis produk olahan susu ini sejalan dengan prinsip ekonomi inklusif dan berkelanjutan, di mana potensi lokal dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi ekonomi keluarga, tetapi juga mendorong kemandirian perempuan desa, menjadikan mereka agen perubahan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja dan mengangkat martabat komunitas lokal. [*]

Berita Terkait :  Asia Pacific Tourism, Hospitality Summit and Investment 2025, Jadi Ajang Promosi Pariwisata

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru