Situbondo, Bhirawa
Sejumlah Pabrik Gula (PG) yang ada di Kota Santri Pancasila Situbondo mulai melakukan giling tebu perdana tahun kinerja 2024. Salah satu diantaranya adalah Pabrik Gula Panji, Kabupaten Situbondo, yang sudah beroperasi giling tebu sejak beberapa bulan terakhir ini.
Perwakilan Humas Pabrik Gula Panji, Kabupaten Situbondo, Juhari mengatakan, giling tebu tahun 2024, PG Panji ditarget bisa merealisasikan sebesar 218 ribu ton. Angka ini, urai Juhari, lebih besar jika dibandingkan dengan musim giling tebu tahun 2023 silam. “Ya angka targetnya tahun ini lebih besar, dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” aku Juhari, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (3/7).
Pria bersahaja itu menambahkan, rasa optimisme tersebut didasarkan kepada kekompakan antara APTR (Asosiasi Petani Tebu Rakyat) yang ada di wilayah kerja Kecamatan Panji dan sekitarnya dengan jajaran Pabrik Gula Panji. “Alhamdulillah selama ini target yang dibebankan kepada kami bisa dicapai dengan baik,” kupas Juhari kepada wartawan Harian Bhirawa kemarin.
Masih kata Juhari, para petani tebu yang ada di Kecamatan Panji dan sekitarnya pada tahun ini mengalami kebanggaan tersendiri. Pasalnya, tutur Juhari, rendemen atau kadar kandungan gula dalam batang tebu berada dikisaran angka 7 persen. Dengan kondisi ini, ulas Juhari, hasil yang akan diterima petani tebu di kawasan Pabrik Gula Panji mengalami sedikit kenaikan jika dibandingkan dengan musim tanam sebelumnya. “Ya petani tebu akan untung,” ujar Juhari.
Juhari kembali melanjutkan, kondisi Pabrik Gula Panji berbeda dengan kondisi Pabrik Gula lain yang sebagian memiliki lahan tanaman sendiri. Artinya, papar Juhari, khusus tanaman tebu yang dijual ke Pabrik Gula Panji merupakan murni milik dan hasil tanaman dari kalangan petani. “Kami memang tidak punya lahan tanaman tebu sendiri. Berbeda misalnya dengan PG Asembagus yang memiliki lahan tanaman sendiri,” terang Juhari.
Dari pengamatan Juhari, sebagian petani tebu saat ini mulai beralih menanam ke produk komoditas yang lain, misalnya menanam jagung. Ada berbagai alasan, ungkap Juhari, para petani yang tidak mau menanam tebu kembali. Salah satu alasannya masa tanam produk jagung yang lebih cepat. “Tetapi khusus petani yang besar, masih tetap setia menanam komoditas tebu,” pungkas Juhari.[awi.ca]