Kadiskop UKM, Naker dan Transmigrasi Pamekasan
Pamekasan, Bhirawa.
Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskop UKM, Naker dan Transmigrasi) Kabupaten Pamekasan, melakukan kunjungan ke lokasi Transmigrasi yang berada di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Kadiskop UKM dan Naker Pamekasan, Muttaqin mengatakan, kunjungan pada dua lokasi Transmigrasi dalam rangka monitoring untuk mengetahui secara pasti persiapan dan kondisi warga asal Pamekasan yang ikut program Transmigrasi yang dicanangkan Pemerintah pusat.
Ia menceritakan, pertama dia bersama rombongan berkunjung ke lokasi transmigrasi Tanjung Buka, Desa Salim Batu, kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Di daerah ini terdapat 2 (dua) Kepala Keluarga asal Pamekasan sudah bermungkim sejak Tahun 2023 .
“Alhamdulillah, saya bersama rombongan berkunjung ke daerah transmigrasi tersebut. Kondisi warga kita (Pamekasan, Red) dalam kondisi sehat walafiat, sudah bisa beradaptasi dengan sesame warga transmigran dari daerah lainnya,” ucap Muttaqin, kepada Harinan Bhirawa, di ruang kerja, Selasa (17/12).
Dari kunjungan monitoring ini, jelas Kadiskop UKM dan Naker, bahwa warga transmigrasi asal Pamekasan menuturkan mereka sudah bisa mengolah lahan pertanian yang disediakan pemerintah seluas kurang lebih 2 hektar, termasuk lahan pekarangan. “Warga kita juga menuturkan, bahwa dari pengelolahan lahan ada ditanami Padi, dan untuk lahan perkarangan ditanaman sayur ini, memang kata mereka belum maksimal hasilnya karena keterbatasan tenaga,” ucapnya.
Muttaqin bercerita pengalaman menuju lokasi transmigrasi naik pesawat turun di bandara di Tarakan. Melanjutkan perjalanan ke Tanjung Selor menggunakan speedboat hampir satu setengah jam, kemudian mencapai kabupaten Bulungan menaiki speed ukuran kecil, sekitar satu jam lebih.
Ketika sudah mencapi lokasi, saya disambut dengan senang hati dan penuh haru oleh warga transmigrasi asal Pamekasan. Dan di lokasi itu sudah banyak warga transmigrasi dari berbagai daerah khusus dari pulau Jawa dan Madura.
Di area transmigrasi itu, jelas Muttaqin, selain berjejer rumah-rumah untuk pemukiman para transmigran, juga terdapat pasilitas sekolah, tempat ibadah, puskesmas dan sudah dilengkapi penerangan listrik, dan pasilitas lainnya.
“Kondisinya, keluarga kita dari Pamekasan merasa senang dan betah menempati walau ada di daerah pedalaman. Mungkin karena fasilitasnya cukup memadai, ditambah lagi dijamin kebutuhan hidup selama setahun, disediakan alat-alat pertanian, pupuk, bibit dan lainnya oleh pemerintah,” katanya.
Adapun monitoring ke kabupaten Poso, beberapa bulan lalu untuk melihat secara langsung lahan yang akan dijadikan tempat tinggal dan lahan pertanian bagi warga transmigrasi. Tujuannya, pihaknya bisa menjelaskan kondisi sebenarnya kepada calon transmigran.
“Alhamdulillah, program penempatan transmigrasi Tahun 2024 Pemkab Pamekasan diberi jatah untuk mengirim 1 (satu) KK oleh Dinas Transmigrasi Jawa Timur. Dan warga kita mengikuti program itu pada Desember 2024 ini untuk transmigran ke Kabupaten Poso,” jelasnya.
Ia menjelaskan, semenjak pemerintah menggulir program transmigran, sebenarnya warga Pamekasan sangat berminat namun mereka selain memilih-miliki lokasi penempatan. Dan mereka menginginkan sudah ada warga Madura, khususnya Pamekasan di lokasi transmigrasi.
Kadiskop UKM dan Naker Pamekasan menyatakan, program transmigrasi yang jelas memberi harapan baru kepada mereka yang punya keingin untuk maju tetapi punya keterbatasan lahan, terutama petani.
“Yang jelas, pasilitas diberi pemerintah di sana bukan yang bagus tetapi lahan yang berpotensi menjadi sumber penghasilan mereka. Kalau mereka sanggup mengolah, Insyallah bisa makmur. Kalau malas mengolah ya ngak mungkin sukses dan kebutuhan hidupnya berupa bahan pokok,” harap Muttaqin.[din.ca]