Pasuruan, Bhirawa
Berangkat bekerja ke luar negeri harus dilakukan secara prosedural, harus lengkap dengan visa kerja, kontrak dan BPJS hingga keahlian sesuai bidang kerja.
Dengan demikian, menurutnya daya tawar di luar negeri bisa tinggi. Sehingga, keselamatan terjamin di luar negeri.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) Prima Duta Sejati (PDS), Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jumat (11/7) sore.
Menurutnya, calon pekerja migran tidak hanya lengkap dokumen, namun juga harus mempunyai keahlian, bisa berbahasa negara tujuan dan punya etika kerja.
“Bila tidak punya skill, daya tawar rendah, tentu jangan pernah berangkat tanpa tahu isi kontrak kerja. Dan jangan berangkat dengan visa turis, itu sangat berbahaya. Tentu harus mengikuti atura yang prosedural, sehingga bisa aman nantinya,” ujar Abdul Kadir Karding.
Didampingi jajaran kementerian, Menteri Karding tiba di lokasi sekitar pukul 14.30 WIB dan diterima langsung oleh Direktur PDS, Maxixe Mantofa beserta tim.
Kunjungan itu adalah bagian dari agenda kerja dua hari di Jawa Timur untuk meninjau kesiapan sarana pelatihan dan para calon pekerja migran yang tengah mengikuti program pendidikan keterampilan dan bahasa asing.
Dalam tinjauannya, Menteri P2MI menyapa langsung ratusan calon PMI yang sedang menjalani pelatihan.
Pihaknya menyampaikan apresiasinya terhadap semangat para peserta, serta menekankan pentingnya pelindungan menyeluruh bagi mereka.
“Saya sangat bersyukur biaa melihat semangat adik-adik semua. Inilah alasan kenapa Presiden Prabowo membentuk Kementerian P2MI. Negara harus hadir secara utuh dalam melindungi PMI sejak dari tanah air,” kata Abdul Kadir Karding.
Menteri Abdul Kadir juga memberikan motivasi dan pesan etika kepada para calon PMI. Termasuk pentingnya menjaga sikap, mental, dan profesionalitas di negara tujuan.
“Tentu kita harus menjaga martabat bangsa. Jaga akhlak, ikuti adat istiadat negara penempatan, dan teruslah belajar meski sudah bekerja. Jangan lupa kelola keuangan dengan bijak,” kata Abdul Kadir Karding.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Prima Duta Sejati (PDS), Maxixe Mantofa, mengungkapkan PDS selama ini susah berkomitmen mencetak tenaga kerja migran yang terlatih secara teknis dan berdaya saing internasional.
Yakni, peserta tengah di bekali keterampilan di berbagai bidang. Mulai dari dari las, body repair, spa, perhotelan, keperawatan, hingga teknisi otomotif dan kedirgantaraan.
Termasuk juga, mereka dilatih penguasaan bahasa asing sesuai kebutuhan negara tujuan. Misalnya, Bahasa Inggris, Jepang, Korea, Mandarin, Kantonis hingga Melayu.
“Permintaan dari negara penempatan, seperti Jepang dan Korea Selatan meningkat signifikan. Terutama untuk sektor las, electrician, dan painter. Mereka akan ditempatkan di industri strategis seperti galangan kapal dan pabrik pesawat jet tempur. Adapun painter dan electrician, bahkan dibutuhkan hingga ratusan orang setiap tahun. Sedangkan, syarat minimal D2 dari jurusan tertentu,” kata Maxixe Mantofa. [hil.gat]


