Pemkot Malang, Bhirawa
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), menargetkan pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada 1 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS).
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji saat berkunjung di Kota Malang, Selasa (12/8) mengatakan, saat ini pihaknya sudah memberikan kepada 228.000 KRS di Kabupaten/Kota yang ada di 38 Provinsi, termasuk Kota Malang.
Menurut Wihaji, Presiden Prabowo menginstruksikan kepada kepada dia, untuk langsung terjun ke lapangan, dan menyelesaikan masalah.
“Sebagai Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, salah satu problem yang menjadi tanggung jawab saat ini adalah stunting,” ujarnya, usai memberi bantuan paket MBG di salah satu KRS di Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Wihaji menyampaikan, salah satu hulu akar rumputnya adalah mulai dari ibu hamil, sebab stunting itu asupan gizi, air bersih, sanitasi, dan pernikahan dini.
“Kami datang, mengecek ada beberapa warga Kota Malang butuh perhatian, termasuk adanya KRS,” terangnya.
Ada dua rumah yang dikunjungi rombongan Menteri, salah satunya satu rumah yang isinya tujuh orang tapi hanya dengan dua kamar, kemudian antara dapur dengan air bersih dan kasurnya menyatu.
“Itu kalau tidak hati-hati, dapat menjadi penyebab agar mendapat tambahan asupan gizi,” tukasnya. Rumah kedua juga sama, yang diisi oleh 5 orang, kamarnya juga 2, bahkan kamarnya pun hanya satu.
“Jadi hari ini kami memastikan pemerintah hadir melalui program namanya Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting,”tandasnya.
Sementara orang tua asuhnya ada yang dari Baznas, ada yang dari Kadin, ada yang dari, BUMN serta korporasi.
“Hari ini juga memastikan perintah Presiden Prabowo kepada saya bahwa ibu hamil, ibu menyusui, dan balita juga wajib diberi MBG,” tuturnya.
Pria yang juga mantan Bupati Batang periode 2017-2022 ini, menyampaikan mereka yang disebut B3, yakni ibu hamil, ibu menyusui, dan balita tersebut juga mendapat MBG, tidak hanya anak sekolah.
“Tadi kita cek juga di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG di Bareng, dan sudah dilaporkan peruntukannya, dengan penerima manfaatnya adalah para B3 itu tadi, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” tukasnya.
Pihaknya memastikan ternyata juga sudah dapat. Kalau ada yang belum, maka ia minta untuk didaftarkan. Menurut Wihaji, ini adalah kolaborasi pentahelix, untuk sanitasi dibantu oleh Kadin, kemudian rumahnya juga akan direhabilitasi oleh Baznas, termasuk bantuan sembakonya, sementara asupan gizinya dari MBG.
Wihaji mengaku memang belum semuanya tercover, yang dilanjutkan melalui program GENTING atau Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting tersebut.
“Untuk sebab yang lain, nanti akan kita intervensi,” pungkasnya.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB)
Kota Malang Donny Sandito menyampaikan, indikator KRS itu bermacam-macam, antara lain adanya MCK, ada ibu hamil dan orang merokok maupun kondisi rumah yang tempat tidur berhimpitan dengan kamar mandi.
Terkait kebutuhan MBG bagi KRS di Kota Malang, itu dipenuhi dari 10 persen kuota 3.000 MBG produksi SPPG. “Mereka yang disebut B3, 10 % atau 300 MBG ” jelasnya.
Donny menguraikan, saat ini sudah ada 4 SPPG di Kota Malang, yaitu LANAL, Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Kelurahan Tulusrejo dan Kelurahan Bareng.
“Jadi jumlah paket yang bisa dipenuhi bagi KRS di Kota Malang ada sedikitnya 1.200 MBG,”pungkas Donny. [mut.dre]


