28 C
Sidoarjo
Wednesday, April 23, 2025
spot_img

Mengulik Kiprah Luluk Ariyantiny, Ketua PPDiS Situbondo


Ikut Mengawal Suksesnya Perencanaan Pembangunan dan Wujudkan Program Desa Inklusi se-Situbondo
Oleh:
Sawawi, Kabupaten Situbondo

PPDiS atau Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo sudah cukup lama didirikan di Kota Santri Pancasila Situbondo.

Komunitas kalangan disabilitas tersebut kini dipimpin oleh Luluk Ariyantiny. Wanita yang dilahirkan pada 14 Pebruari 1974 itu dikenal gigih memperjuangkan kaum disabilitas di Situbondo.

Pagi itu, seperti biasa Luluk Ariyantiny bersama seluruh pengurus berada di kantor PPDiS Situbondo, di Jalan Merak, Situbondo. Pertama masuk, tampak sebuah motor berwarna merah dengan desain khusus untuk kaum disabilitas.

“Silahkan masuk mas. Monggo di makan kue nya. Ini sisa lebaran kemarin,” pinta Luluk dengan memakai tongkat menyapa ramah.

Pertama ketemu, Luluk sangat enak diajak bicara. Tanpa diminta, dia menceritakan awal berkiprah di pengurus PPDiS Situbondo, sejak tahun 2012.

Sebelumnya sejak tahun 1999, aku Luluk, dirinya sudah beraktifitas di lembaga IPCI (Ikatan Penyandang Cacat Indonesia) Kabupaten Situbondo.

“Saya sempat vakum selama tiga dan kerja ke Surabaya, untuk mencari pengalaman. Dan baru tahun 2010 pulang ke Situbondo, karena kaum difabel tertinggal jauh,” aku alumni Politeknik Jember.

Nah, sambung Luluk, sejak itulah dia mencari teman teman baru untuk mendirikan PPDiS tersebut. Pada tahun 2012 itu terbentuk dan sepakat untuk mengusung program inklusi serta tidak tertutup untuk menampung non disabilitas bergabung di PPDiS. “Saya prinsipnya ingin bermitra karena kalau hanya kalangan difabel yang bergerak kayaknya tidak mungkin program berjalan dengan baik,” tutur alumni SMA Ibrahimy Situbondo itu.

Berita Terkait :  Perluas Kerja Sama, Bank Jatim dan ITS Teken MoU

Masih kata Luluk, pada 2013 akhir dirinya bertemu dengan Bupati Dadang Wigiarto, dan menyampaikan di Situbondo ada organisasi difabel bernama PPDiS.

“Itu kami langsung disambut baik oleh Bupati Dadang kala itu.Bahkan kami dikenalkan kepada Sekda dan seluruh pimpinan OPD saat memperingati puncak Harjakasi (hari jadi Kabupaten Situbondo) Sebanyak 25 pengurus PPDiS ditanya Bupati maunya apa,” kupas alumni MTsN Situbondo itu.

Secara tegas Luluk menjawab pertanyaan Bupati Dadang, maunya PPDiS adalah dilibatkan dalam semua perencanaan pembangunan. Sebagai pengurus PPDis, kata Luluk, organisasinya harus memiliki kontribusi bagi kemajuan Situbondo.

“Kita dari awal tidak mau dengan uang. Kita juga tidak pernah meminta hibah dari Pemkab. Sepeserpun tidak. Nah sejak saat itu Bupati Dadang mengajak difabel agar berkontribusi dalam pembangunan Situbondo,” papar Wakil Ketua Pokja 4 TP-PKK Kabupaten Situbondo itu.

Baru tahun 2017, tambah dia, PPDiS memiliki program kerjasama dengan pemerintah Australia. Kabar itu, disambut baik oleh Bupati Dadang karena bisa membawa program berikut anggaran ke Situbondo.

“Kita bekerja dan masyarakat Situbondo berikut pemerintah setempat ikut juga merasakan. Tidak salah kala itu Bupati Dadang mendapat julukan bapak inklusi Situbondo. Ini bentuk dan komitmen beliau kepada kalangan difabel tidak diragukan,” beber alumnus SDN 1 Curah Jeru, Kecamatan Panji itu.

Wanita berumur 51 tahun itu menuturkan, pembangunan sektor inklusi di Situbondo diakuinya tidak bisa terlepas dari Bupati Dadang. Luluk juga bersyukur era Bupati Karna Suswandi hingga bupati Rio saat ini, kalangan difabel masih mendapatkan perhatian.

Berita Terkait :  Kapolda Jatim Bagikan Langsung Program Sosial Semeru Overland di Pasuruan

“Bupati Rio ini tipenya terbuka. Sampai saya dimasukkan dalam kepengurusan TP-PKK Kabupaten Situbondo,” tegas jebolan Short Course The University Of Sidney itu.

Luluk menambahkan, PPDiS kini terbukti banyak memberikan kontribusi pada kebijakan Pemkab Situbondo. Misalnya saja, pembustan Perda dan Perbup Disabilitas, ketenagakerjaan, pendidikan dan kini program desa inklusi, PPDiS selalu diikutsertakan dengan baik.

“Jadi kami ingin memastikan untuk pemenuhan hak hak difabel benar benar di perhatikan. Dan itu manfaatnya dirasakan oleh teman teman difabel dengan perlahan lahan. Untuk itu kami berharap, semua desa di Situbondo cepat menjadi desa inklusi,” ungkap Luluk.

Wanita yang aktif sebagai pemateri bidang inklusi itu memaparkan, untuk mewujudkan semua desa di Kabupaten Situbondo menjadi desa inklusi, pihaknya siap belajar kepada delapan Inklusi yang terbukti kinerjanya sangat luar biasa.

“Nanti kami minta setelah tidak ada program ini biar pemerintah yang melanjutkan.Jadi kami tugasnya hanya mendampingi delapan desa. Sisanya biar Pemkab yang mendorongnya,” pungkas Luluk. [awi.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru