26 C
Sidoarjo
Monday, December 8, 2025
spot_img

Mendorong Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mewarnai


Oleh:
Sigit Prayoga
Penulis adalah anggota Sub Kelompok 1 KKN Non Reguler 6 Universitas 17 Agustus 1945 (untag) Surabaya

Pengembangan potensi anak usia dini semakin menjadi perhatian dalam dunia pendidikan modern. Di masa golden age, anak-anak berada pada fase paling peka dalam menerima rangsangan belajar sehingga setiap aktivitas sederhana dapat memberikan dampak besar terhadap perkembangan mereka.

Melalui pemahaman tersebut, tim Sub Kelompok 5 mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melaksanakan sebuah kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Pengembangan Potensi Anak Usia Dini melalui Kreativitas Mewarnai Hewan Khas Indonesia”, yang dilaksanakan di PAUD Buah Hati RW 05, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Tandes, Surabaya.

Kegiatan ini berangkat dari keprihatinan bahwa banyak anak-anak usia dini di lingkungan tersebut belum memperoleh cukup stimulasi kreatif dan pengetahuan tentang budaya serta lingkungan alam Indonesia. Guru PAUD menyampaikan bahwa sebagian besar kegiatan harian masih dominan pada rutinitas dasar, sehingga kesempatan eksplorasi sensorik dan imajinasi anak masih terbatas. Padahal, menurut Santrock (2018), perkembangan kognitif dan kreativitas anak usia dini sangat bergantung pada pemberian stimulus yang tepat, terutama melalui aktivitas seni yang mampu memadukan aspek motorik, persepsi visual, dan ekspresi diri.

Mewarnai sebagai Media Stimulasi
Kegiatan mewarnai yang dilaksanakan bukan sekadar aktivitas mencoret gambar, melainkan dirancang sebagai proses belajar interaktif. Tim pelaksana menyiapkan berbagai gambar hewan endemik Indonesia seperti komodo, gajah, harimau Sumatera, dan beberapa fauna khas lain yang mudah dikenali anak-anak. Hewan-hewan ini dipilih tidak hanya karena bentuknya menarik, tetapi juga sebagai media edukasi agar anak-anak mengenal kekayaan biodiversitas Indonesia sejak dini.

Berita Terkait :  Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati Tanam Padi Bersama Forkopimda di Kelurahan Ngampel

Anak-anak yang berjumlah 12 peserta mengikuti kegiatan dengan penuh antusias. Mereka diberikan alat mewarnai seperti krayon dan pensil warna, kemudian didampingi oleh relawan yang memberikan arahan ringan mengenai cara menggenggam alat warna, cara memilih warna, hingga pengenalan singkat tentang hewan yang sedang diwarnai.

Pendampingan ini penting, sebab menurut teori perkembangan motorik halus, kemampuan seperti menggenggam dan mengontrol alat tulis merupakan salah satu fondasi penting dalam persiapan memasuki jenjang pendidikan formal. Aktivitas mewarnai terbukti dapat melatih koordinasi tangan-mata, fokus, dan ketelitian anak.

Proses Belajar yang Interaktif
Selama pelaksanaan, suasana belajar berlangsung hangat dan penuh kegembiraan. Setiap anak diberi kebebasan memilih warna sesuai imajinasinya, sehingga karya yang dihasilkan menjadi unik dan merefleksikan kepribadian masing-masing. Relawan tidak membatasi kreativitas mereka, melainkan memberikan dorongan positif agar anak-anak percaya diri dalam mengekspresikan ide warna yang mereka pilih.

Di sisi lain, anak-anak juga diajak berdialog mengenai hewan-hewan yang mereka warnai. Pendamping menjelaskan habitat, suara, dan kebiasaan hewan tersebut dalam bahasa yang sederhana. Pendekatan learning by playing ini dinilai sangat efektif untuk menanamkan wawasan ekologis tanpa membuat anak merasa sedang belajar sesuatu yang sulit.

Kombinasi antara mewarnai dan bercerita membuat kegiatan menjadi dua arah dan tidak monoton. Guru PAUD mengakui bahwa metode ini membantu anak-anak lebih mudah mengingat informasi, karena mereka menghubungkannya langsung dengan aktivitas visual yang menyenangkan.

Berita Terkait :  Smekdors Fiesta XXIII, Bawa Misi Lahirkan Talenta Musik Baru di Indonesia

Dampak terhadap Perkembangan Anak
Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan motorik halus, terutama pada cara anak menggenggam alat warna, ketepatan mengwarnai dalam batas garis, serta kemampuan menyelesaikan gambar secara mandiri. Anak-anak juga tampak lebih fokus dan sabar, yang terlihat dari durasi mereka mampu duduk menyelesaikan gambar tanpa mudah terdistraksi.

Selain dari sisi motorik, pengetahuan anak mengenai hewan Indonesia juga meningkat. Beberapa anak mulai dapat menyebutkan nama hewan, habitatnya, bahkan beberapa ciri khas yang sebelumnya belum mereka ketahui. Hal ini memperlihatkan bahwa edukasi berbasis gambar dan dialog ringan terbukti mampu membangun rasa ingin tahu anak terhadap lingkungan.

Guru dan orang tua yang hadir memberikan respons positif. Mereka menilai kegiatan ini membantu mendukung pembelajaran PAUD yang selama ini terbatas pada aktivitas rutin. Bahkan beberapa orang tua menyampaikan bahwa anak-anak masih bercerita tentang hewan yang mereka warnai setelah pulang ke rumah, menunjukkan adanya retensi belajar yang baik.

Membangun Rasa Cinta Lingkungan Sejak Dini
Salah satu nilai penting dari kegiatan ini adalah penanaman rasa cinta dan kepedulian terhadap lingkungan. Mengenalkan fauna Indonesia sejak dini memberikan fondasi agar kelak anak-anak tumbuh menjadi generasi yang lebih peduli terhadap alam dan budaya lokal. Upaya seperti ini selaras dengan tujuan pendidikan karakter, yaitu membentuk pribadi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki empati dan kecintaan terhadap tanah air.

Berita Terkait :  Amankan Malam Minggu, Polres Mojokerto Kota Siagakan Personel di Perbatasan Terluar

Di akhir kegiatan, diberikan apresiasi berupa hadiah alat tulis kepada beberapa anak dengan karya terbaik. Penghargaan ini bukan semata-mata untuk menciptakan kompetisi, tetapi untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi belajar. Anak-anak yang mendapatkan hadiah tampak sangat bangga, sementara yang lain tetap bersemangat karena mendapatkan pujian atas karya mereka.

Rekomendasi dan Keberlanjutan Program
Melihat manfaat yang diperoleh, kegiatan sejenis sangat direkomendasikan untuk dilakukan secara berkala, bukan hanya sekali. Tim pelaksana menyarankan agar ke depannya proses mewarnai dapat dikombinasikan dengan : (1) kegiatan prakarya sederhana; (2). pengenalan budaya lokal lainnya, (3). Media digital interaktif, atau (4). keterlibatan aktif orang tua, sehingga anak dapat mengembangkan kreativitas tidak hanya di sekolah, tetapi juga di rumah.

Keterlibatan orang tua sangat penting karena lingkungan rumah memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan kreativitas anak. Dengan adanya kesinambungan pembelajaran, manfaat kegiatan ini akan lebih terasa dan memberi dampak jangka panjang.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian masyarakat ini berhasil mencapai tujuannya. Anak-anak PAUD Buah Hati menunjukkan peningkatan keterampilan motorik, kreativitas, fokus, dan pengetahuan mengenai hewan khas Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga memberi kontribusi dalam membangun karakter anak melalui penanaman rasa cinta lingkungan sejak dini.

Dengan metode yang sederhana namun efektif, program ini membuktikan bahwa pembelajaran pada anak usia dini dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan tanpa menghilangkan nilai edukatif di dalamnya. [*]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru