Oleh:
Drs H Choirul Anam Djabar
Ketua Jam’iyah Tilawatil Qur’an Provinsi Jatim
Seperti dikemukakan sebelumnya, malam lailatul qadar itu tidak dapat diketahui waktunya yang tepat kapan terjadinya, tetapi yang penting kita harus yakin bahwa malam lailatul qadar pasti terjadi pada malam-malam bulan Ramadan.
Tidak ditentukan dan ditetapkannya pada malam tertentu dalam bulan Ramadan adalah suatu rahmat besar bagi umat Islam. Hikmah dirahasiakannya ketentuan malam lailatul qadar ialah agar kita bersungguh-sungguh beribadah melakukan bermacam-macam ibadah yang dipujikan dalam bulan Ramadan, seperti membaca Alquran, bersedekah, tarawih, salat malam, istighfar, dzikir, i’tikaf dan sebagainya sebulan penuh dari awal Ramadan sampai akhirnya tanpa absen, sehingga betul-betul dapat menemukan malam lailatul qadar yang mulia itu.
Alangkah berbahagianya orang-orang yang sungguh-sungguh beribadah dengan khusuk pada malam lailatul qadar itu. Sungguh ia betul-betul memperoleh pahala istimewa yang lebih banyak dan lebih baik dari pahala-pahala ibadah seribu bulan lamanya.
Oleh karena itu, pada malam-malam bulan Ramadan ini, hendaknya kaum muslimin dapat menggunakan kesempatan yang sebaik-baiknya untuk beribadah dan berdoa memohon kepada Allah agar memperoleh qadar (derajat).
Kapankah dan di manakah kira-kira malam lailatul qadar itu dapat diharapkan terjadi? Apabila kita memperhatikan beberapa hadist yang ada hubungannya dengan malam lailatul qadar itu, dapatlah dikatakan bahwa saat-saat yang diharapkan benar-benar adanya lailatul qadar ialah pada sepuluh malam yang terakhir bulan Ramadan, atau dapat dikatakan pada hari-hari tanggal 21 Ramadan hingga selesai, dan lebih dapat diharapkan lagi dapatnya ditemukan lailatul qadar ialah pada malam-malam bilangan ganjilnya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw: Carilah dengan cermat sekali malam Alqadar di malam-malam yang ganjil dari sepuluh hari terakhir Ramadan. [*]