Di era digital saat ini, media sosial tak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga platform penting untuk membentuk identitas dan citra diri, terutama bagi kalangan remaja. Menyadari pentingnya hal tersebut, tim pengabdi dari Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Pelatihan dan Pendampingan Membangun Personal Branding Melalui Media Sosial di Kalangan Remaja SMP Dharma Wanita Surabaya.
Kegiatan yang diisi oleh Hajidah Fildzahun Nadhilah Kusnadi, S.Sos., M.A., dan Bagus Cahyo Shah Adhi Pradana, S.Sos., M.Med.Kom sebagai narasumber. Mereka berkata bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan atas banyaknya remaja yang kesulitan mengekspresikan diri, kurang percaya diri saat berbicara di depan umum, hingga tidak memahami etika berinteraksi di dunia digital. “Banyak siswa masih merasa canggung menggunakan media sosial sebagai sarana ekspresi diri yang positif dan membangun. Padahal, di masa remaja inilah pembentukan citra diri sangat penting,” ujar Hajidah.
Program pengabdian ini berlangsung dalam beberapa tahapan pada bulan April hingga Mei 2025. Kegiatan ini terdiri dari pelatihan pembuatan konten media sosial yang baik, pembelajaran etika berinteraksi digital, hingga pelatihan public speaking. Para siswa dilatih untuk menyampaikan gagasan secara percaya diri sekaligus membuat konten video pendek yang mencerminkan citra diri mereka secara positif. Peserta juga didampingi langsung untuk memproduksi konten video sederhana, mempraktikkan komunikasi publik, serta memahami strategi membangun personal branding melalui platform populer seperti Instagram dan TikTok.
Salah satu siswa peserta mengaku senang bisa mengikuti pelatihan ini. “Saya jadi tahu bagaimana membuat video yang bagus dan sopan untuk diunggah ke media sosial. Sekarang saya lebih percaya diri untuk berbicara,” tuturnya. Kegiatan ini didukung penuh oleh guru-guru SMP Dharma Wanita Surabaya, terutama dari bagian Bimbingan Konseling, yang sebelumnya juga telah mengamati adanya kebutuhan siswa akan penguatan karakter melalui pendekatan kreatif.
Tim pengabdi berharap kegiatan ini bisa menjadi model penguatan karakter remaja berbasis literasi digital yang bisa diterapkan di sekolah-sekolah lain tidak hanya membentuk kepercayaan diri, tetapi juga mendorong budaya positif di ruang digital. [why]


