25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Mata Elang NIDS Buatan PENS Raih Sertifikasi Internasional dari BSSN


Surabaya, Bhirawa
PENS didukung Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia raih sertifikasi internasional berkat Mata Elang Network-based Intrusion Detection System (NIDS).

Sistem yang dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan dalam jaringan komputer secara cepat dan akurat, inovasi ini sedang melalui proses evaluasi proses penyusunan dokumen sertifikasi Common Criteria (CC) EAL3, Kamis (28/8).

Ketua Tim Pengembang Mata Elang NIDS, Dr. Ferry Astika S, menjelaskan Mata Elang NIDS memilki peran memantau dan memonitor lalu lintas server, serta bertugas mencari tanda-tanda serangan atau aktivitas mencurigakan yang terjadi pada server.

“NIDS diletakkan pada satu titik strategis yang bisa menjangkau semua aktivitas dalam jaringan, upayakan untuk mengoptimalkan kinerjanya, sehingga pertahanan keamanan perangkat dapat dimaksimalkan,” jelasnya.

Lanjut Ferry menyampaikan IDS bekerja menganalisis pola lalu lintas server dan aktivitas di dalamnya, semisal ada perubahan pada pola tertentu, sistem akan memberi informasi kepada perangkat, selanjutnya lintas server dipantau secara real-time, dari situ permasalahan sekecil apa pun yang terjadi bisa segera diatasi.

“Mata Elang NIDS menjadi suatu bentuk implementasi kolaborasi berdampak antara kampus PENS dengan pemerintah, Sejalan dengan arah perguruan tinggi, agar menjadi kampus berdampak, melalui pengembangan inovasi di bidang TIK,” tuturnya.

Ferry menambahkan tim telah memulai proses penyusunan dokumen sertifikasi Common Criteria (CC) EAL3 bersama Laboratorium Uji Pusat Sertifikasi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Berita Terkait :  Pemkab dan Dishut Jatim Sosialisasikan Tata Kelola Kawasan Kehutanan Sosial

Koordinator tim sertifikasi BSSN, Sutoro, S.S.T.TP., MT.., mengatakan pentingnya kemandirian nasional, jika ingin infrastruktur vital dilindungi produk dalam negeri, maka harus ada mekanisme evaluasi yang objektif dan transparan, sertifikasi adalah bentuk komitmen untuk membangun kemandirian keamanan siber Indonesia.

“Sistem pertahanan negara bersifat semesta dan tentunya melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, perlu dipersiapkan sebuah sistem pertahanan pula terhadap serangan siber yang harusnya karya anak bangsa, menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman,” pungkas Sutoro.

Adanya Sertifikasi EAL3, tambah Sutoro memungkinkan pengimplementasian Mata Elang NIDS pada Infrastruktur Informasi Vital (IIV) Indonesia, termasuk sektor energi, transportasi, telekomunikasi, perbankan, kesehatan, dan pemerintahan, dengan sertifikasi ini diharapkan memperkuat kepercayaan publik sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk asing.

“Common Criteria (CC) merupakan standar internasional ISO/IEC 15408 yang digunakan lebih dari 30 negara untuk mengevaluasi keamanan produk teknologi informasi,” kata Sutoro. [ren.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru