25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Mantan Kadisbun Jatim, Moch Samsul Arifien Wisudawan Terbaik S3 UPN Veteran Jawa Timur 2025 di Usia 68 Tahun


Oleh:
Rachmat Caesar BSW, Kota Surabaya

Gedung Giri Loka UPN “Veteran” Jawa Timur, Sabtu (26/7/2025), menjadi saksi sebuah momen menggetarkan hati. Di tengah ratusan wisudawan yang merayakan kelulusan tahun akademik 2024/2025, satu sosok mencuri perhatian dan menorehkan sejarah: Moch Samsul Arifien.

Di usianya yang ke-68, pria kelahiran Tulungagung ini resmi dikukuhkan sebagai wisudawan terbaik program doktoral (S3) UPN “Veteran” Jawa Timur.

Ia bukan hanya menyabet predikat cum laude dengan IPK sempurna 4,00, tapi juga menyelesaikan studinya dalam waktu tercepat sepanjang sejarah program doktoral kampus tersebut-hanya tiga tahun.

Sosok Moch Samsul Arifien bukanlah wajah baru di lingkungan publik. Ia dikenal luas sebagai mantan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur periode 2010-2017, serta pengabdi senior di bidang pertanian yang tetap aktif meski telah memasuki masa pensiun.

Namun, pencapaiannya di dunia akademik ini menegaskan satu hal yaitu semangat belajar tak pernah mengenal usia.

Sejak mendaftar sebagai mahasiswa S3 bidang pertanian pada tahun 2022, ia menjalani proses akademik dengan ketekunan tinggi.

Tak hanya menamatkan studi lebih cepat dari rerata, ia juga produktif menulis dan mempublikasikan karya ilmiah di jurnal internasional bereputasi, termasuk Scopus Q3 dan Q4.

Fokus penelitiannya mengenai ketahanan dan keberlanjutan pertanian tebu di Indonesia kini menjadi rujukan penting di kalangan akademisi dan pembuat kebijakan.

Berita Terkait :  Dishub Kabupaten Probolinggo Kaji Dampak Lalu Lintas Tambang Andesit di Kotaanyar

Ketika ditanya soal motivasinya, jawabannya sederhana namun menyentuh: “Ilmu itu adalah salah satu sifat Allah. Maka mempelajari ilmu sama dengan mempelajari dinamika sifat Allah. Usia itu hanya fisik, sedangkan hidup yang sebenarnya adalah integrasi dari Nur Allah, Nur Muhammad, dan Nur Insani,” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa semangat belajar bukan demi gelar atau status, tapi sebagai wujud penghambaan dan jalan spiritual.

“Saya akan tetap semangat mempelajari ilmu, hingga tiba saatnya saya meninggalkan dunia,” ucapnya lirih, penuh ketulusan.

Selepas pensiun dari birokrasi, ia melanjutkan pengabdiannya sebagai Widyaiswara di Badan Diklat Provinsi Jawa Timur, sekaligus terus menulis.

Karya-karyanya meliputi artikel, jurnal, hingga buku-buku inspiratif seperti Kulihat Surga di Perkebunan, Tebuku Maniskan Separuh Nusantara, hingga novel berseri Kopi Berbunga di Bukit Ayundari.

Rekam jejaknya juga diwarnai dengan penghargaan nasional, termasuk dua rekor MURI: untuk Panen Pedet Terbanyak (2016) dan sebagai Pejabat Pencipta Lagu Terbanyak (2017).

Moch Samsul Arifien kini menjadi inspirasi lintas generasi. Di tengah dunia yang bergerak cepat, ia hadir sebagai penyeimbang: sosok yang memadukan semangat klasik, kedalaman spiritual, dan ketajaman intelektual.

Wisuda kali ini bukanlah akhir bagi beliau, melainkan babak baru. Ia berkomitmen melanjutkan kontribusinya di bidang riset, pendidikan, dan kemasyarakatan.

Dengan segudang pengalaman dan semangat yang tak pernah padam, ia masih ingin terus menulis, membimbing generasi muda, dan memperluas dampak penelitiannya dalam mendorong pertanian berkelanjutan di Indonesia. [rac.gat]

Berita Terkait :  Tanah di Bumi Indonesia Milik Rakyat, Bukan Milik Pemerintah

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru