Kota Malang, Bhirawa
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyampaikan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga kedaulatan ekonomi bangsa melalui kecintaan terhadap rupiah dan keberpihakan pada produk dalam negeri.
Hal tersebut disampaikan Sandiaga saat menjadi pembicara dalam Kuliah Kebangsaan bertema “Menciptakan Generasi Muda yang Berkualitas dengan Semangat Cinta, Bangga, Paham Rupiah” di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Senin (29/9) kemarin.
Menurut Sandiaga, sektor UMKM menyumbang sekitar 60 persen perekonomian nasional dan menjadi tulang punggung lapangan kerja. Karena itu, setiap rupiah yang dibelanjakan untuk produk lokal akan memperkuat UMKM sekaligus membuka kesempatan kerja baru.
Menurut dia, Generasi muda harus bangga menggunakan rupiah. Belanja produk UMKM berarti memperkuat ekonomi bangsa, bukan sekadar membeli barang. Selain itu, Sandiaga mengingatkan pentingnya literasi keuangan sejak dini, termasuk kebiasaan menabung dan berinvestasi.
Hal ini disebut sebagai kunci kemandirian finansial di tengah tantangan ekonomi global. Pihaknya juga menyoroti fakta bahwa 55 persen transaksi e-commerce Indonesia masih menggunakan mata uang asing dalam penyelesaian lintas negara.
Karena itu, dorongan lebih besar dibutuhkan agar rupiah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Peran anak muda saat ini, lanjutnya adalah menggerakkan ekonomi dengan membuka peluang usaha dan lapangan kerja. “Itu bisa dilakukan lewat kewirausahaan, sekaligus dengan memilih produk dan layanan dalam negeri, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga kesehatan,” terangnya.
Dengan begitu rupiah akan kuat, struktur ekonomi kita terjaga, inflasi terkendali, dan biaya hidup tetap terjangkau. Ia menekankan adanya multiplier effect (efek berganda) dari konsumsi produk lokal. Pihaknya mencontohkan, jika seseorang membeli sepatu seharga Rp500 ribu hingga Rp1 juta dari merek dalam negeri, dampaknya bagi perekonomian bisa mencapai Rp2,6 juta. Sebaliknya, jika membeli produk impor dengan harga sama, kontribusinya hanya sekitar Rp260 ribu atau 26 persen.
Keberpihakan pada produk dalam negeri, tandasnya bukan hanya soal patriotisme, tapi juga dukungan nyata bagi perekonomian. “Efek bergandanya langsung kita rasakan dalam bentuk pertumbuhan usaha dan lapangan kerja baru,” pungkasnya.[mut.ca]


