Sampang, Bhirawa
Puluhan mahasiswa di Sampang terlibat bentrok dengan polisi saat melakukan aksi demontrasi di depan gedung DRPD setempat. Demontrasi tersebut meminta DPRD Sampang untuk mengevaluasi proses distribusi pupuk bersubsidi kepada petani karena banyak kios pupuk yang menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Kamis (30/1/25).
Bentrok terjadi saat mahasiswa ngotot ingin bertemu langsung dengan Ketua DPRD Sampang Rudi Kurniawan. Namun, hanya ditemui Wakil Ketua Moh. Iqbal Fatoni.
“Ketua tidak bisa menemui karena ada jadwal Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2026 di Kecamatan Torjun,” ujar pria yang akrab dipanggil Fafan kepada peserta aksi.
Peserta aksi tetap memaksa untuk masuk ke dalam gedung DPRD Sampang, namun, pihak kepolisian menghalangi hingga terjadi bentrok.
Salah seorang peserta aksi yang mengaku dipukul bernama Rofi. Dia mengatakan, bajunya sampai robek saat ditarik paksa dan ditarik masuk ke dalam halaman DPRD oleh pihak kepolisian.
“Mata saya juga sedikit memar, selain itu saya juga diancam akan dihabisi apabila saya tidak diam, karena saya dianggap sebagai provokator,” terangnya kepada awak media.
Tidak lama dari bentrok, Ketua DPRD Sampang Rudi datang menemui peserta aksi dan menyetujui tuntutan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Sampang (Bemsa) itu.
DPRD berjanji akan memanggil Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) dan pihak terkait untuk mengatasi penebusan pupuk di atas HET. [lis.dre]