25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Magang di Ecoton, Rio Belajar Melihat Lebih Dekat Kondisi Kali Surabaya


Gresik, Bhirawa
Mahasiswa semester 6 program studi ilmu komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Rio Ardiansa, yang berkesempatan menjalankan magang di Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation). Selama magang, Rio mendapat pengalaman untuk mengamati dan melihat langsung bagaimana mana kondisi Kali Surabaya.

“Pada saat saya masuk ke Ecoton saya baru mengetahui fakta kalau, kali surabaya adalah sumber air minum untuk seluruh masyarakat surabaya. Fakta yang menyedihkannya lagi, kali Surabaya banyak atau sering kali pabrik-pabrik yang nakat tetap membuang limbahnya ke kali tanpa di olang terlebih dahulu,” jelas Rio saat berbincang santai dengan Bhirawa di Kampus Merah Putih Untag Surabaya.

Salah satu temuan yang paling mempihatinkan, jelas Rion adalah fenomena ikan mati masal baru-baru ini pada senin pagi 19 Mei 2025. Ini menjadi bukti nyata bahwa ekosistem Kali Surabaya tengah terancam akibat pencemaran.

“Bahkan dalam beberapa pengamatan, kami menemukan tingginya kandungan mikroplastik dalam tubuh ikan yang hidup di sana sesuatu yang pada akhirnya bisa berdampak ke kesehatan manusia sebagai konsumen,” jelas Rio dengan raut muka prihatin.

Melalui magang di Ecoton, Rio mengaku belajar bahwa menjaga sungai bukan hanya soal menjaga air, tetapi juga menjaga kehidupan. Kegiatan penelitian lapangan tidak sekadar mencatat angka atau mengumpulkan data, tetapi juga membuka mata terhadap pentingnya edukasi publik dan advokasi lingkungan.

Berita Terkait :  Roaming Communication Adventure, Ilmu Komuniasi Untag Surabaya membekali Personal Brending Mahasiswa Baru

“Salah satu pengalaman yang sangat berkesan adalah, sempat melakukan aksi demo ke Kantor gubernur jawa timur pada 21 Mei 2025, yang menyuarakan akan minimnya pengelolaan sampah, pabrik-pabrik yang nakal tetap membuang limbahnya ke sungai, dan masalah bangunan liar di bantaran sungai, ” jelas Rio Lagi.

Dalam kesempatan tersebut, Rio melihat langsung bagaimana tim Ecoton bekerja keras menyuarakan masalah-masalah sungai ini kepada masyarakat dan pihak berwenang, meskipun tantangan yang dihadapi tidaklah kecil.

“Dari situ saya paham, perbaikan kondisi sungai tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak, melainkan butuh kolaborasi lintas sektor seperti pemerintah, lembaga swadaya, industri, dan tentu saja, masyarakat itu sendiri.

Kali Surabaya telah memberi kehidupan bagi jutaan orang, tetapi sudah saatnya kita juga menjaga sungai ini agar tetap layak menjadi sumber kehidupan,” jelas Rio.

Pengalaman magang di Ecoton tidak hanya memberi wawasan baru, tetapi juga menumbuhkan kesadaran bahwa setiap orang punya peran untuk menjaga kebersihan sungai sekecil apa pun tindakan itu.

“Semoga ke depan, kita bisa melihat Kali Surabaya yang lebih bersih, sehat, dan lestari, demi keberlanjutan hidup generasi-generasi berikutnya,” ungkap Rio penuh harap. [why]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru