28 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Magang di Ecoton, Amanda Ikut Edukasi Bahaya Pembakaran Plastik di Industri Tahu Sidoarjo


Gresik, Bhirawa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Syevanty Amanda berkesempatan melaksanakan program magang di ECOTON (Ecological Observation and Wetlands Conservation), sebuah organisasi lingkungan hidup yang berbasis di Gresik, Jawa Timur. Selama masa magang, Amanda terlibat langsung dalam berbagai kegiatan advokasi dan edukasi lingkungan, salah satunya yang paling menyita perhatian adalah isu pencemaran udara dan lingkungan dari aktivitas pembakaran sampah plastik oleh pabrik tahu di Desa Tropodo, Sidoarjo.

“Industri tahu di Desa Tropodo, Sidoarjo, telah mempraktikkan metode produksi yang patut dipertanyakan secara etis dan ekologis, yakni dengan memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan bakar utama. Praktik ini dipilih bukan karena efisiensinya bagi lingkungan, melainkan semata-mata karena murah dan mudah didapat,” tegas Amanda.

Menurut Amanda, di balik keuntungan ekonomi jangka pendek, tersembunyi ancaman jangka panjang yang nyata: pencemaran lingkungan dan kerusakan kesehatan masyarakat akibat pelepasan senyawa kimia beracun.

Pembakaran plastik, terutama dalam skala industri dan tanpa pengolahan emisi yang memadai, menghasilkan dioksin-zat berbahaya yang bersifat karsinogenik.

Dioksin tidak hanya mencemari udara, tetapi juga menempel pada partikel tanah, menyerap ke tanaman, dan masuk ke dalam tubuh hewan ternak. Senyawa ini secara perlahan masuk ke rantai makanan, lalu berakumulasi dalam tubuh manusia, bahkan dalam konsentrasi sangat rendah sekalipun.

Sebagai bagian dari tim ECOTON, Amanda terlibat dalam aksi edukasi publik mengenai dampak mematikan dari dioksin. Pendekatan yang digunakan tidak hanya bersifat advokatif, tetapi juga berbasis data. Melalui media sosial, poster edukatif, video kampanye, hingga diskusi langsung bersama warga, kami mencoba membuka mata publik bahwa apa yang tampak sebagai ‘asap pabrik biasa’, sebenarnya adalah bentuk kontaminasi berbahaya yang mengancam generasi mendatang.

Berita Terkait :  RRI Terus Berkembang di Era Digital dengan Kreativitas Anak Muda

Tak berhenti pada edukasi, ECOTON juga melaksanakan investigasi ilmiah dengan mengambil sampel lingkungan di sekitar pabrik tahu: tanah, udara, hingga telur ayam kampung yang dikonsumsi warga. Hasil laboratorium menunjukkan kadar dioksin yang mengkhawatirkan-jauh melampaui ambang batas aman yang ditetapkan secara internasional. Fakta ini menunjukkan bahwa masyarakat Tropodo, secara tidak sadar, telah menjadi korban dari sistem industri yang abai terhadap dampak sosial dan ekologis produksinya.

Yang paling tragis, kelompok paling rentan-anak-anak dan ibu hamil-justru menjadi pihak pertama yang menerima dampaknya. Dioksin dapat merusak sistem hormonal, menurunkan imunitas, memicu kerusakan organ dalam, dan dalam jangka panjang meningkatkan risiko kanker. Ini bukan sekadar isu lingkungan, melainkan juga bentuk ketidakadilan struktural di mana masyarakat kecil harus menanggung beban atas praktik industri yang tidak bertanggung jawab.

“Melalui kegiatan ini, saya belajar bahwa isu lingkungan tidak hanya berkaitan dengan alam, tetapi juga erat kaitannya dengan hak asasi manusia, keadilan lingkungan, dan komunikasi publik. Peran komunikasi sangat penting dalam menyampaikan informasi ilmiah dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat, sehingga dapat mendorong kesadaran kolektif dan perubahan perilaku,” jelas Amanda kepada Bhirawa belum lama berselang,

Pengalaman magang di ECOTON memberi Amanda pemahaman mendalam bahwa aksi nyata dan kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan untuk menekan praktik-praktik industri yang merusak lingkungan. Isu Tropodo bukan hanya masalah lokal, tetapi juga cerminan krisis pengelolaan sampah plastik secara nasional.

Berita Terkait :  Menteri PUPR: Aplikasikan Ilmu Pengetahuan untuk Rakyat

“Semoga melalui advokasi dan edukasi yang berkelanjutan, praktik pembakaran plastik di pabrik tahu dapat dihentikan dan digantikan dengan solusi energi yang lebih aman dan ramah lingkungan,” ungkap Amanda penuh harap. [why]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru