Mahasiawi Prodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya Sinta Pradhini saat magang Bank Sampah Induk Surabaya
Surabaya, Bhirawa
Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) berkolaborasi dengan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melalui program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Magang MBKM) menggelar berbagai kegiatan. Salah satunya adalah melaksanakan program Ramadan Bebas Jelantah selama bulan Ramadan 1445 H. Ramadan Bebas Jelantah. Tujuannya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyetoran minyak jelantah selama bulan ramadan. Harga minyak jelantah dibeli dengan lebih tinggi dari harga Rp. 6.500/kg pada bulan biasa menjadi Rp. 8.500/kg saat ramadan.
“Adapun tujuan utama kegiatan ini adalah mengurangi pencemaran pembuangan limbah jelantah secara sembarangan demi kelestarian lingkungan. Dengan harga minyak jelantah yang lebih tinggi diharapkan meningkatkan ketertarikan dan partisipasi masyarakat untuk menyetorkan minyak jelantah ke BSIS,” jelas mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya Sinta Radhini. Mahasiswa semester 6 ini yang juga merupakan mahasiswa Magang MBKM BSIS dalam program “Ramadan Bebas Jelantah” bertugas melakukan branding melalui platform media sosial WhatsApp, Tiktok, dan Instargram.
Kegiatan ini juga didampingi oleh Dosen Pembimbing, Herlina Kusumaningrum, S.Sos., MA dan pihak Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS), Rizana Hasna Yusuf, S.T.
Program ini dilaksanakan mulai dari membuat poster yang menarik tentang promosi “Ramadan Bebas Jelantah”, membuat katalog untuk bekerjasama dengan resto terdekat, membuat konten ajakan untuk menarik para viewers di media social agar dapat berpartisipasi dalam penyetoran minyak jelantah yang dapat diuangkan.
Partisipasi masyarakat dalam program ini sangatlah besar. Banyak nasabah baru yang menyetorkan sampah pertamanya berupa minyak jelantah. Program ini juga dapat menguntungkan nasabah karena adanya kenaikan harga jual minyak jelantah dan hasilnya bisa dapat ditabung atau langsung dicairkan.
Menurut Sinta, pelaksanaan program Ramadan Bebas Jelantah ini membuatnya semakin semangat untuk mempromosikan di media social, karena banyak sekali yang minat dan mengetahui informasi promo minyak jelantah dari tiktok dan Instagram.
Masyarakat amat antusias terhadap program ini, minyak jelantah hasil penyetoran nasabah individu maupun kelompok terkumpul sebanyak 1 kempu / 1000 liter. Hal ini menjadi peningkatan tonase sampah yang dikelola di Bank Sampah Induk Surabaya selama bulan Ramadan tahun 2024 dibandingkan dengan bulan Ramadan tahun 2023 yang sangat menurun tonase sampah yang terkelola.
“Saya sangat setuju dengan adanya program ini, dan melalui video Tiktok Bank Sampah Induk Surabaya saya jadi tau kalau ada program ini jadi saya tidak bingung lagi mau buang minyak jelantah kemana,” ucap Bu Eva salah satu nasabah baru Bank Sampah Induk Surabaya.
Setiap kegiatan yang dilakukan akan selalu ada evaluasi untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi. Maka dari itu dengan adanya program ini mampu membuat Kota Surabaya menuju Kota bebas sampah terutama minyak jelantah. Partisipasi masyarakat juga sangat diharapkan untuk menjaga lingkungan sekitar menjadi lingkungan yang sehat, bersih, aman dan nyaman. (why.hel)