Pemprov Jatim, Bhirawa
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur mencatat Provinsi Jawa Timur mengalami inflasi secara m-to-m pada Bulan Maret 2025 sebesar 1,44%. Sejumlah komoditas turut mengalami kenaikan, namun daya beli masyarakat disebut relatif aman.
Menurut Kepala BPS Jatim, Dr Ir Zulkipli, Selasa (8/4), kenaikan ini tentunya pada Bulan Maret ini juga bertepatan dengan momen Ramadan dan Lebaran 2025. Saya rasa masih aman. Begitupun secara nasional dari tingkat inflasinya. Kita masih mempunyai sembilan bulan untuk melihat kondisi ekonomi tahun ini
Zulkifli menjelaskan, komoditas utama pemicu inflasi bulan ke bulan (m-to-m) Provinsi Jawa Timur yaitu tarif listrik mengalami inflasi 42,82 persen dengan andil 0,89 persen terhadap inflasi. Sehingga dengan berakhirnya diskon tarif listrik dari pemerintah memicu dampak signifikan terhadap inflasi karena dua bulan sebelumnya kebijakan itu juga membuat deflasi selama dua bulan berturut-turut pada awal 2025.
”Berhentinya diskon tarif listrik di Maret berdampak membalas deflasi yang terjadi di bulan Februari dan Januari 2025,” ungkapnya.
Adapun komoditas yang mengalami kenaikan atau inflasi antara lain cabai rawit yang mengalami inflasi 25,36%, lalu bawang merah inflasi 34,86%, serta emas perhiasan yang mengalami inflasi 3,99%. Kemudian komoditas lain seperti beras juga mengalami inflasi sebesar 1,18%, daging ayam ras 1,72%, dan telur ayam ras 2,04%.
Disisi lain, disampaikan juga kalau sektor penahan inflasi periode ini adalah angkutan udara yang mengalami deflasi 6,61% dengan andil negatif 0,09%. ”Kelompok transportasi jarang sekali di Lebaran penurunan harga, ini sesuatu baru patut diapresiasi. Ini tiket pesawat biasanya selalu jadi permasalahan,” tandasnya.[rac.fen]


