25 C
Sidoarjo
Sunday, October 6, 2024
spot_img

Luas Tanam Turun, Harga Kedelai di Bojonegoro Juga Turun

Bojonegoro,Bhirawa.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro mencatat, hingga Agustus 2024, luas tanam kedelai di Bojonegoro sekitar 5.687 ha. Untuk periode tanam mulai Oktober 2023 hingga September 2024. Luas tanam kedelai mengalami penurunan tahun ini karena musim penghujan yang lebih pendek dibanding tahun sebelumnya.
Selain luas tanaman kedelai yang mengalami penurunan. Harga kedelai juga turun.Sehingga, para petani yang sebelumnya menanam kedelai. Beralih ke tanaman lain, seperti kacang hijau dan tembakau.

“Ketersediaan air tidak mencukupi. Jadi, mereka lebih memilih menanam kacang hijau atau tembakau,” kata Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Perkebunan DKPP Bojonegoro, Imam Nurhamid, kemarin (22/9).

Imam mengatakan, terdapat sentra-sentra kedelai di Bojonegoro. Paling besar terdapat di Kecamatan Sumberrejo seluas 3.150 ha. Selanjutnya, Kecamatan Kapas seluas 768 ha, Kecamatan Balen seluas 636 ha, dan Kecamatan Dander seluas 310 ha.

” Untuk kecamatan lainnya, luas berada di bawahnya,” jelasnya.

Menurutnya, selain luas tanaman kedelai yang mengalami penurunan. Harga kedelai juga turun. Dari sekitar Rp 10.000 per kg pada tahun lalu, turun menjadi Rp 8.500 hingga Rp 9.000 saat ini. Tanaman kedelai paling banyak ditanam pada Juni. Sehingga, perkiraan panen raya kedelai pada Oktober nanti. Mengingat, masa tanam kedelai selama 3 bulan.

” Paling banyak diminati oleh petani Bojonegoro adalah jenis kedelai Anjasmoro. Karena kalau panen, biji tidak mletek sehingga tidak mudah hilang,” terangnya.

Berita Terkait :  Dihadiri Khofifah , Pengurus Anak Ranting NU se Situbondo Dilantik

Petani kedelai, Ridwan asal Desa Mojoranu Kecamatan Dander, mengatakan, harga kedelai di tingkat petani saat ini Rp 8.500 per kilogram (kg). Harga itu turun dibandingkan pada Agustus lalu yang mencapai Rp 10.000 per kg.

Dia mengaku dirinya tidak mengetahui secara pasti penyebab anjloknya harga kedelai pada masa panen kali ini. Menurutnya, sudah tiga bulan ini ketersediaan air tidak mencukupi sehingga pertumbuhan kedelai tidak bisa maksimal.

“Harganya sekarang turun. Kalau sebelumnya harga Rp 10.000 per kilogram, sekarang harganya Rp 8.500 per kilogram,” tuturnya.

Dengan adanya penurunan harga tersebut, Ridwan dan para petani lainnya mengaku hanya dapat pasrah. Mereka berharap pemerintah turun tangan, sehingga harga kedelai dapat kembali naik. [bas.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img