Sampang Bhirawa
Jumlah korban asal Kabupaten Sampang akibat ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, terus bertambah. Hingga Rabu (8/10) tercatat lima santri asal Sampang meninggal dunia dalam peristiwa ini.
Menurut Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Fajar Arief, melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik, Moh Hozin, pihaknya selama dua hari terakhir aktif mendampingi proses penjemputan, pengantaran, hingga pemakaman para korban.
Pada Selasa (7/10), BPBD Sampang mendampingi keluarga dalam penjemputan jenazah M Ali Rahbini (19), santri asal Dusun Somber Terrona, Desa Birem, Kecamatan Tambelangan. Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 08.00 WIB.
Dan pada Kamis, jenazah Khoirul Mutakin Safim Toja Sari (18), asal Dusun Peramian, Desa Taman, Kecamatan Sreseh, juga dipulangkan. Prosesi pemakaman berlangsung sekitar pukul 02.00 WIB. Di hari yang sama, korban lain berinisial S (15), asal Desa Pajeruan, Kecamatan Kedungdung, tiba di rumah duka sekitar pukul 07.40 WIB.
Selanjutnya, korban berinisial RSA (14), asal Desa Kotah, Kecamatan Jrengik, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat pada pukul 10.30 WIB. Proses pemakaman berlangsung lancar dengan dukungan forkopimcam dan pemerintah desa.
Sebelumnya, pada Kamis (2/10), juga telah teridentifikasi korban asal Sampang bernama MM (14), santri asal Desa Majangan, Kecamatan Jrengik. Prosesi pemakaman turut dihadiri jajaran Polsek Jrengik yang bertakziah ke rumah duka.
”Semua kegiatan pendampingan dan pemulangan jenazah kami lakukan bersama forkopimcam, pemerintah desa, serta pihak keluarga,” ujar Moh Hozin. (lis.fen)


