Pemprov Jatim, Bhirawa.
ima komoditas yang menyumbang andil deflasi Jawa Timur tertinggi pada September 2024, yakni cabai rawit, cabe merah, Bahan Bakar Minyak (BBM), telur ayam ras dan daging ayam ras. Sehingga deflasi Jatim sebesar 0,12 persen.
Kepala Badan Pusat statistik BPS Propinsi Jawa Timur Zulkipli mengatakan, beberapa wilayah sentra cabai rawit dan cabai merah telah memasuki masa panen, sehingga stok kedua komoditas ini cukup melimpah di pasaran.
“Sebaliknya, panen raya bawang merah telah usai sehingga stok bawang merah mulai berkurang di pasaran,” kata Zulkipli saat memaparkan rilis, Selasa (1/10)
Dikatakannya, PT Pertamina (Persero) kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum. Penyesuaian harga tersebut berlaku pada awal September 2024 yaitu penurunan harga BBM non subsidi setelah sempat dua kali mengalami kenaikan harga pada sebelumnya.
Ia juga menjelaskan, Deflasi bulan ke bulan (m-to-m) Provinsi Jawa Timur pada bulan September 2024 utamanya dipicu oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memberikan andil sebesar negatif 0,16 persen terhadap inflasi umum.
Sementara itu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi pendorong utama inflasi bulan ke bulan (m-to-m).
Ia juga menjelaskan, pada September 2024 dilihat dari inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jawa Timur sebesar 1,73 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,21. Inflasi tertinggi sebesar 2,45 persen terjadi di Sumenep dengan IHK sebesar 108,58 dan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,88 persen dengan IHK sebesar 105,37.
Untuk Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,33 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,77 persen.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,46 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,74 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,75 persen; kelompok transportasi sebesar 0,93 persen.
Selanjutnya kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,41 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,55 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,05 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,15 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,41 persen. Adapun tingkat inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Jawa Timur bulan September 2024 adalah sebesar 0,65 persen. [rac.ca]