27 C
Sidoarjo
Friday, July 5, 2024
spot_img

Lima Daerah Dikawasan BTS Susun Kontijensi Mitigasi Bencana


Pasuruan, Bhirawa
Kawasan Bromo-Tengger-Semeru (BTS) merupakan wilayah dengan tingkat resiko kebencanaan yang tinggi. Seperti yang disebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan bencana alam seperti erupsi gunung berapi dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak bisa diprediksi secara pasti.

Untuk menangani potensi kebencanaan tinggi di wilayah BTS yang juga merupakan daerah wisata ini kunci utamanya adalah upaya mitigasi , pemetaan risiko bencana yang cermat dan menyeluruh.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi menyampaikan maksud pemetaan risiko bencana meliputi desa-desa yang rawan terdampak secara langsung.

Terutama di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Pemetaan bisa dilakukan secara detail. Mulai dari pelaku usaha seperti pedagang, pemilik penyewaan jeep hingga penginapan.

“Tentunya, jumlah penduduk yang rentan dan perlu mendapat atensi khusus saat bencana terjadi. Termasuk juga akan dipetakan. Ini menjadi kunci utama dalam upaya mitigasi bencana,” ujar Sugeng Hariyadi, Selasa (2/7).

Menurut Sugeng, data-data yang dikumpulkan itu nantinya akan menjadi dasar bagi penyusunan rencana aksi pelatihan kebencanaan. Dibutuhkan proses pengumpulan data lengkap sekitar tiga bulan.

“Selanjutnya, hasil pemetaan dan rencana aksi akan dilaporkan ke Bakorwil III Malang. Semua ini, nanti akan dihimpun dalam rencana kontinjensi kawasan BTS (Bromo Tengger Semeru). Dan tidak hanya Kabupaten Pasuruan,” jelas Sugeng Hariyadi.

Adapun empat daerah lain yang juga tergabung dalam upaya mitigasi meliputi Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kabupaten Lumajang.

Berita Terkait :  Perluas Jaringan Pasar, Bank Jatim Fasilitasi UMKM Binaan di Misi Dagang Bali

“Dalam rencana kontinjensi ini, semua unsur bisa ikut dalam upaya mengurangi risiko kebencanaan dan memahami langkah-langkah penanganan kedaruratan yang tepat. Hal ini dikarenakan bahwa risiko bencana tidak bisa dicegah maupun diprediksi secara pasti,” kata Sugeng Hariyadi. [hil.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru