Surabaya, Bhirawa
Suara mesin kopi, tawa ringan, dan deru motor di pinggir jalan menjadi latar keseharian mahasiswa FISIP Untag Surabaya. Di tengah hiruk-pikuk itu, sejumlah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi tampak sibuk di depan laptopnya, menyesap kopi sambil mengetik cepat. Bagi mereka, warkop bukan sekadar tempat nongkrong, melainkan ruang produktivitas dan inspirasi.
Fenomena ini menjadi tren baru di kalangan mahasiswa, terutama di jurusan Ilmu Komunikasi yang identik dengan kreativitas dan dinamika sosial. “Kalau di warkop itu suasananya hidup. Banyak obrolan, banyak ide muncul. Kadang tugas liputan atau editing video saya kerjakan di sini,” kata Rena, mahasiswi semester lima Ilmu Komunikasi Untag.
Warkop kini menjadi “kantor kecil” bagi mahasiswa. Fasilitas Wi-Fi gratis dan harga kopi yang ramah di kantong membuat tempat sederhana itu jadi pilihan ideal. Di tengah meja kayu yang penuh charger dan laptop, mahasiswa berdiskusi tentang tugas kuliah, membuat konten, hingga menyusun proposal kegiatan organisasi.
Bagi mereka, warkop adalah simbol kebebasan berpikir. Tidak ada tekanan ruang formal seperti di kelas, tidak ada batasan antara diskusi serius dan obrolan santai. “Di warkop, kita bisa belajar sambil ngobrol. Kadang bahas politik, kadang bahas tren media sosial. Semua ngalir aja,” ujar Ilham, mahasiswa Ilmu Komunikasi lainnya.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana budaya ngopi dan teknologi berpadu membentuk pola belajar baru. Laptop, kopi, dan Wi-Fi menjadi tiga elemen penting dalam kehidupan mahasiswa masa kini. Ketiganya bukan hanya alat, tapi juga simbol gaya hidup: aktif, kreatif, dan terkoneksi.
Namun di balik itu, ada tantangan tersendiri. Mahasiswa dituntut untuk terus produktif di tengah suasana santai. Tak jarang, mereka harus menyeimbangkan antara tugas akademik, kerja part-time, dan aktivitas organisasi. Meski begitu, semangat mandiri dan rasa kebersamaan yang tumbuh di warkop menjadi kekuatan tersendiri bagi mereka.
Bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Untag Surabaya, warkop bukan hanya tempat untuk ngopi. Ia adalah ruang sosial, tempat bertukar gagasan, membangun relasi, dan menyalakan kreativitas. Di meja sederhana dengan segelas kopi hitam, mereka sedang menulis kisah tentang produktivitas, kemandirian, dan semangat zaman baru mahasiswa Indonesia.
Penulis: Ridio Mohammad Akbar/wwn


