33 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Kukuhkan Dua Gubes, Untag Surabaya Memiliki 30 Profesor


Surabaya, Bhirawa
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya resmi kukuhkan dua guru besar (Gubes) baru dibidang Hukum Tata Negara dan Pengelolahan Citra Digital, Selasa (16/9). Dengan dikukuhkannya dua Gubes ini, saat ini Untag memiliki 30 Professor.

Dua Guru Besar baru tersebut adalah Prof. Dr. Hufron, S.H., M.H. sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara dan Prof. Dr. Fajar Astuti Hermawati, S.Kom., M.Kom. sebagai Guru Besar Pengelolahan Citra Digital. Keduanya menyampaikan orasi ilmiah sebagai wujud kontribusi pemikiran dalam disiplin ilmu masing-masing.

Kepala LLDIKTI Wilayah 7 Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Safitri, SE., MM., menyampaikan ucapan selamat sekaligus apresiasi atas capaian Untag Surabaya. Menurutnya, pengukuhan ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan visi kampus berdampak.

“Kami menanti karya nyata yang lahir dari Untag Surabaya, khususnya dari para profesor, yang nantinya akan memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan tinggi di Jawa Timur dan Indonesia. Seorang profesor harus menjadi agen perubahan dengan karya yang tidak hanya berhenti pada publikasi, tetapi juga memberi multiplier effect bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” ujarnya.

Prof. Dyah juga menekankan pentingnya kolaborasi perguruan tinggi dengan dunia industri, sektor kesehatan, hingga UMKM. Ia berharap inovasi para Guru Besar dapat menjawab kebutuhan nyata masyarakat sekaligus mendukung program pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045.

Sementara itu, Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA. mengungkapkan dengan pengukuhan ini, Untag kini memiliki 30 Guru Besar. “Alhamdulillah, hari ini kita mengukuhkan dua Guru Besar baru. Ini adalah capaian luar biasa dan bukti keseriusan dosen-dosen Untag dalam berproses secara berkualitas untuk mencapai puncak akademik. Menjadi dosen bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati. Jika sudah berniat, maka komitmen Tri Dharma Perguruan Tinggi harus dijalankan dengan sepenuh hati,” tegasnya.

Berita Terkait :  Lampu Lentera Meriahkan Malam Kemerdekaan Ke-80 RI di Bojonegoro

Prof. Mulyanto menambahkan, saat ini masih ada beberapa usulan Guru Besar yang sedang diproses, khususnya dari bidang ekonomi dan teknik. Ia berharap hingga akhir 2025, jumlah Guru Besar Untag dapat terus bertambah.

“Kami terus mendorong dosen Lektor Kepala untuk segera melangkah ke jenjang Guru Besar. Untag telah menyiapkan mekanisme pendampingan, termasuk publikasi di jurnal bereputasi internasional Q1 dan Q2, agar proses ini berjalan lebih lancar,” jelasnya.

Menurutnya, pencapaian ini menjadi motivasi besar bagi sivitas akademika untuk meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Dengan bertambahnya jumlah Guru Besar, Untag Surabaya semakin menegaskan diri sebagai perguruan tinggi yang berdampak nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” pungkasnya.

Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya, Guru Besar Bidang Hukum Tata Negara Fakultas Hukum, Prof. Dr. Hufron, S.H., M.H. membahas soal ‘Urgensi Pembentukan Undang-Undang Lembaga Kepresidenan’, menyoroti persoalan konstitusional terkait lembaga kepresidenan.

Menurutnya, kekuasaan presiden saat ini sangat luas, sementara peran wakil presiden belum diatur jelas, dan mekanisme pemberhentian presiden masih lemah. “Kita harus menegaskan bahwa hukum berada di atas kekuasaan, bukan sebaliknya. Pembentukan Undang-Undang Lembaga Kepresidenan adalah kebutuhan mendesak agar demokrasi terjaga,”tegasnya.

Pandangan ini sejalan dengan rekam jejak Prof. Hufron yang konsisten pada isu ketatanegaraan, mulai dari lulusan terbaik di tiga jenjang pendidikan hukum, keterlibatan riset internasional bersama World Bank Group, hingga kiprahnya sebagai tim hukum KPU RI dalam sengketa Pemilu Legislatif 2024 di Mahkamah Konstitusi. Prof. Hufron juga aktif menyampaikan gagasan hukum di berbagai media nasional.

Berita Terkait :  Hari Pahlawan, Kabag Prokopim Sumenep Ajak Lanjutkan Perjuangan

Sedangkan Guru Besar Bidang Pengolahan Citra Digital Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC), Prof. Dr. Fajar Astuti, S.Kom., M.Kom. dalam orasi ilmiahnya bertajuk ‘Pengolahan Citra Digital dalam Kerangka Pendidikan Tinggi dan Patriotisme: Manusia, Teknologi, dan Nasionalisme’, memaparkan perkembangan teknologi dari masa ke masa dan penerapannya di berbagai bidang.

Menurutnya, teknologi tidak semata soal algoritma, melainkan instrumen membangun identitas bangsa. “Teknologi harus memperkuat karakter bangsa dan menumbuhkan semangat patriotisme, sejalan dengan visi Untag Surabaya menuju universitas unggul berbasis karakter bangsa,” jelasnya.

Prof. Fajar merupakan lulusan terbaik Program Doktor Ilmu Komputer Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan IPK 4.00, peraih Best Presentation Award di Konferensi Internasional Hanoi (2019), serta penerima hibah penelitian seperti World Class Professor (2022) dan hibah fundamental reguler (2025). Deretan capaian ini menunjukkan konsistensinya dalam mengembangkan pengolahan citra digital sebagai bagian dari penguatan nasionalisme. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru